[03] He is Sick

15.7K 1.2K 36
                                    

Jieun POV.

Aku selesai bertugas pukul 5 sore. Langsung saja aku mengemasi tasku. Tak lupa dengan mantel yang ku letakkan di kursi kerjaku. Setelah itu aku berjalan menuju keluar rumah sakit.

Aku berhenti di sebuah halte dan menunggu bis. Tak lama bis yang menuju arah apartemenku berhenti. Aku langsung masuk dan membayar.

Sekitar 15 menit bus yang kutumpangi berhenti. Aku sudah dekat dengan kawasan apartemenku. Aku keluar dan segera melanjutkan perjalananku dengan jalan kaki. Sebenarnya aku lebih suka menaiki kendaraan umum dibandingkan mobil. Lebih cepat. Jarak halte bus dengan apartemenku tak jauh, bisa ditempuh dengan waktu 10 menit jika dengan jalan kaki.

Setelah sampai apartemen, aku langsung memencet tombol password rumah. Aku langsung masuk dan menutup kembali pintunya.

Aku mendudukkan diriku di sofa yang berada di depan TV. Hari yang melelahkan. Batinku.

Setelah kurasa cukup istirahat, aku menuju ke kamar untuk berganti pakaian. Soal mandi, nanti saja.. Aku akan membersihkan seluruh ruangan dulu.

*****

Aaahh.. Sangat melelahkan, aku membersihkan semuanya. Namun aku tak pernah mengeluh, ini tugasku. Aku melirik jam yang sekarang sudah menunjukan pukul setengah 7 malam. Dan Seokjin belum pulang. Kenapa aku belakangan ini sering menghawatirkannya? Dia selalu pulang larut, aku tahu jika saat ini pasien banyak yang dirawat. Hingga membuat dokter disana sedikit kewalahan. Aku percaya padanya.

Hingga akhirnya aku memutuskan untuk mandi terlebih dahulu. Tubuhku sangat lengket.

Aku menghabiskan 10 menit untuk mandi. Setelah itu segera memakai pakaianku. Celana training hitam dengan hoodie pastelku.

Aku keluar kamar dan masih tidak mendapati keberadaan Seokjin disini. Apakah dia akan menginap di rumah sakit?

Akhirnya aku memutuskan untuk menunggunya di sofa sambil menonton drama dan ditemani beberapa lembar roti dan segelas susu hangat.

Saking asyiknya menonton drama, aku tak menyadari jika ini sudah larut. Jam sudah menunjukan pukul 10 malam, dan Seokjin masih belum sampai. Bahkan aku juga berinisiatif menghubunginya. Namun kuurungkan kembali niatku.

Aku mematikan TV dan berdiri sambil berjalan tak jelas. Aku tak tahu kenapa aku bisa se-khawatir ini padanya. Apa aku mulai tertarik padanya? Molla.

Beberapa menit kemudian terdengar suara seseorang memencet tombol password-nya. Benar saja, Seokjin baru saja tiba. Tentu saja dengan keadaan kacau. Aku bisa melihat kelelahan pada dirinya.

Ia terus berjalan tanpa sedikit pun melihat ataupun melirikku. Apakah kau tak merasakan jika aku mengkhawatirkanmu hm? Ia langsung menuju kamarnya.

Aku membawa diriku berjalan menuju kamarnya. Setelah aku membuka pintu kamarnya dengan hati-hati, disana menunjukan sosok Seokjin berbaring di kasurnya. Ia bahkan tidak melepaskan kemeja dan sepatunya. Apa dia begitu lelahnya hingga tak bisa membersihkan diri dulu?

Aku menghampirinya dan melepaskan sepatunya. "Kau bisa mengotori spreimu.." gumamku.

Kemudian tanganku terulur untuk melepaskan kemeja yang ia gunakan dan menggantinya dengan kaos. Saat hendak melepaskan kancingnya, ia malah memelukku.

What's wrong with him?

Dia kenapa? Tubuhku seketika kaku, jantungku berdetak tak beraturan, dan mataku membulat kaget. Saat aku hendak melepas kaitan tangannya, ia malah mengeratkannya.

"Eung.." keluhnya sambil menyandarkan kepalanya di perutku.

Aku tak tahu kenapa tanganku mencoba mengelus dahinya.

Astaga! Kenapa dia? Dahinya sangat panas, keringat bercucuran. Dia demam. Aku panik.

"Kau demam.." lirihku sambil mencoba melepaskan pelukannya. Aku bisa merasakan ia menggeleng di perutku. "Setidaknya ganti baju dulu ya, atau minum obat.." dia menggeleng.

"Aku tak apa.." dia menjawab ku.

"Tapi kau demam Seokjin.. " aku masih bersikukuh untuk menggantikan baju untuk nya dan menyuapinya obat.

"Tidurlah disini.." Sumpah demi apapun aku terkejut dengan penuturannya. Apakah ini benar Seokjin yang selama ini ku kenal? Apakah dia Seokjin yang biasanya mengabaikanku? Dia suamiku? Aku bingung padanya.

"Tapi--"

"Kumohon.."

"Baiklah.. Tapi aku akan mengompresmu dulu, aku akan segera kembali.." Ia mengangguk.

Aku mengambil kotak P3K yang berada di kamarnya. Kemudian mengambil satu lembar kompres instan dan memakaikannya pada Seokjin.

"Lain kali jangan terlalu lelah, aku mengkhawatirkanmu.." ucapku sambil memasangkan pada dahinya .

Setelah memasangkannya, sesuai permintaanya aku akan tidur disini. Bersamanya.

Aku memposisikan tubuhku senyaman mungkin untuknya, kenapa? Ia kembali memelukku saat aku selesai memasang kompres padanya. Akhirnya aku menata beberapa bantal untuk menyangga tubuhku.  Kepala Seokjin berada di perutku dan tangannya melingkar di pinggangku. Aku tak pernah merasa se-intim ini dengannya .

Sebenarnya aku juga sedikit tidak nyaman saat ini. Pinggangku akan terasa pegal saat bangun esok. Tapi tak apalah, asalkan ini membuatnya nyaman, aku tak masalah. Aku tak ingin memperparah keadaannya.

Aku mengusap rambutnya dan menyibakkan ke belakang. Kemudian mengusap lengannya. "Semoga cepat sembuh.." ucapku dan kemudian ikut terlelap bersamanya.




To Be Continuous.
Noona Tae💜

Sengaja aku bikin pendek part ini:') Harap maklum:v

ICE - Kim Seokjin [✓]Where stories live. Discover now