[17] Younger Sister In Law

8.3K 617 12
                                    

Author POV.

Kini mereka—Seokjin dan Jieun—tengah dalam perjalanan menuju apartemen mereka. Tak jarang Seokjin melempar beberapa candaan kepada Jieun dan membuatnya tertawa terbahak-bahak karenanya. Setelah lelah tertawa, akhirnya Jieun memutar lagu pada radio mobil.

Saking asyiknya terbawa nada lagunya, sesekali Seokjin juga bersenandung dengan suara lembutnya. Jieun tersenyum bangga, selama mereka menikah, ia tak pernah melihat dan mendengarkan Seokjin bernyanyi seperti ini.

"Baro geugoshi Mi Casa miri kyeodwo neoye switch yeah~" Lirih Seokjin mengikuti lirik sebuah lagu yang diputar disana. Sesekali ia melirik Jieun yang tengah menatapnya sambil tersenyum. "Jangan melihatku seperti itu.." peringatnya.

"Tak kusangka, ternyata suaramu sebagus ini.. Bahkan suaramu terdengar seperti salah satu member boyband yang menyanyikannya.." Jieun tertawa dan kemudian membuang mukanya ke sisi jendela mobil.

"Kau bisa saja.." balas Seokjin seadanya dan kembali fokus menyetir.

Setelah beberapa menit kemudian, akhirnya mereka sampai di depan apartemen mereka. Seusai memarkirkan mobilnya, Seokjin berjalan menyusul istrinya yang kini mengunggu di depan pintu rumah.

"Kenapa tidak langsung masuk?" Tanya Seokjin.

"Aku ingin masuk bersamamu.." balas Jieun kemudian bergelayut di lengan Seokjin.

"Kenapa kau semakin manja, eoh? Aku jadi semakin gemas kepadamu.." Seokjin menggeram dan mencubit pipi Jieun. Membuat Jieun berdecak kesal. "Ayo masuk!" Seokjin menggenggam tangan Jieun dan membawanya menuju ke dalam apartemen.

*****

"Kau duduk saja disana, ibu hamil tidak boleh kelelahan!"

"Tidak-tidak! Aku akan membersihkannya, lagi pula ini 'kan tugasku. Mana sini sapunya!"

"Sudah kubilang kau duduk saja di sofa, aku tidak menerima bantahan, oke!"

"Aishh! Jinjja!"

Hm, seperti itulah perdebatan kecil mereka. Tak terlalu penting sih sebenarnya, hanya saja Seokjin yang bersikeras untuk melakukan semua pekerjaan rumah. Padahal jika Jieun pikir, ia masih bisa melakukan semuanya sendiri, bahkan perutnya juga belum terlalu besar. Tapi tetap saja, Seokjin tetap Seokjin. Akhirnya dengan sedikit kesal ia duduk di sofa dan menyalakan TV.

"Nah, kalau begitu 'kan enak dilihat.." ucap Seokjin dengan tertawa. Jieun tak menggubris perkataannya dan mendengus kesal tanpa berkata apapun.

Tiga puluh menit kemudian Seokjin berhasil menyelesaikan semuanya, membersihkan semua ruang baik dari lantai satu maupun lantai dua. Ia menyeka keringatnya yang bercucuran, ternyata lebih melelahkan dari yang ia pikirkan.

Seokjin berjalan dengan gontai menuju sofa dan mendudukkan dirinya di samping Jieun. Menyandarkan kepalanya di bahu sang istri.

Mendengar deru nafas kelelahan Seokjin, Jieun menjadi tak tega. Ia menyeka keringatnya dan sedikit mengibaskan tangannya untuk mengurangi suhu panas pada tubuh Seokjin.

"Sudah kukatakan, biar aku saja yang melakukannya. Kau sih, bawel." Tegur Jieun kemudian melanjutkannya kegiatannya menyeka keringat Seokjin dengan tissue, "Sekarang kau terlihat kelelahan, aku tak tega.." sambungnya.

"Hmm.. Tak apa, aku juga tak ingin kau terlalu lelah. Kandunganmu masih muda dan rentan, aku juga tak ingin melihatmu terlalu kelelahan.." jawab Seokjin lembut. "Aku lapar.."

"Kau lapar?" Tanya Jieun pada Seokjin.

Seokjin mengangguk.

"Baiklah, tunggu disini. Aku akan memasakkan makanan untukmu."

ICE - Kim Seokjin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang