[18] Ice Cream and Cake

7.7K 566 9
                                    

Author POV.

Gemerlap bintang menghiasi langit malam, suara gesekan antar dedaunan menjadi pendamping ditambah dengan dinginnya udara malam Kota Seoul menjadikan beberapa orang malas untuk beraktivitas dan memilih untuk berbaring sembari bergelut dengan selimut hangatnya.

Tak terkecuali dengan pasangan suami-istri ini, Seokjin dan Jieun kini tengah berada di atas ranjang dengan selimut tebalnya yang membungkus tubuhnya, memeluk tubuh besar dan hangat milik Seokjin mungkin ini adalah salah satu cara untuk mengurangi suhu dingin saat ini menurut Jieun.

Tangannya bergerak mengusap punggung Seokjin, menempelkan kepalanya di dada bidang Seokjin dan ikut menutup matanya.

Niat pertamanya untuk tidur mungkin akan gagal saat ini, bayang-bayang es krim dan brownis mendominasi pikirannya. Rasa manis dari es krim ditambah lumernya tekstur brownis menjadi angan-angannya. Bahkan matanya pun ikut membayangkan jika kedua makanan itu berada di depannya.

Walaupun udara saat ini memang dingin, namun tak menyurutkan niat Jieun untuk merasakan makanan pencuci mulut tersebut.

Kepalanya mendongak ke atas, menatap Seokjin yang kini sudah tertidur lelap dengan deru nafas yang teratur.

Ia tak tega jika harus membangunkannya, Seokjin pasti lelah karena seharian ia yang mengerjakan pekerjaan rumah.

Tangannya terulur untuk mengusap rambut hitam Seokjin, kemudian turun dan menyentuh pipinya, mengelusnya lembut dan pelan agar tak membangunkannya.

Namun gagal, Seokjin yang dari tadi merasa risih karena sentuhan yang Jieun berikan pada pipinya membuatnya membuka mata.

Matanya sedikit menyipit dan kemudian menatap Jieun dan mengelus rambut Jieun dan mengecupnya.

"Sudah malam, Sayang.. Kenapa tidak tidur, hm?" Ucap Seokjin lembut dengan sedikit menyunggingkan senyumnya.

Jieun menggelengkan kepalanya dan lebih memilih mengatupkan bibirnya tak menjawab pertanyaan dari Seokjin.

"Kau mau apa, hm?" Asal kalian tahu, Seokjin merupakan pria yang peka dan pengertian. Seokjin paham jika saat ini Jieun tengah menginginkan sesuatu. Kalian bisa sebut dengan ngidam atau sebagainya.

"A—aku ingin es—krim dan brownis.." jawab Jieun lirih bahkan hampir tak terdengar oleh Seokjin.

"Apa? Katakan lagi. Aku tak bisa mendengarmu."

Akhirnya Jieun menghela nafas dan mengucapkan kalimat yang sedari tadi berhenti di tenggorokannya.

"Aku ingin es krim dan brownis. Tetapi aku tak tega untuk membangunkanmu, kau terlihat sangat kelelahan.." ujarnya sambil menunduk.

Detik kemudian Seokjin terkekeh dan mengecup pipi Jieun sembari menangkupnya.

"Kenapa kau tak bilang dari tadi? Tapi ini sudah malam dan dingin.. Kau mau makan es krim saat udara dingin seperti ini? Apa kau tak kedinginan nantinya?"

Jieun mengerutkan dahinya kesal, bibirnya mengatup seketika. Ia berpikir jika Seokjin akan bangun dan mengambil kunci mobilnya kemudian membelikan es krim dan brownis yang ia dambakan. Namun naas, Seokjin malah menghujaninya dengan banyak pertanyaan.

"Katakan saja jika kau tak ingin membelikan itu padaku!" Jieun menghempaskan tangan Seokjin dan berbalik memunggunginya. Ia sangat kesal dengan Seokjin, apa dia tak paham jika saat ini ia ingin es krim dan brownis.

Seokjin mematung seketika menerima perlakuan tiba-tiba oleh Jieun yang kesal kepadanya. Apa salahnya jika ia menanyakan itu kepadanya? Bukankah itu hal yang wajar?

ICE - Kim Seokjin [✓]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum