[16] Sensitive

9.1K 590 7
                                    

Author POV.

Benar saja, Jieun memutuskan untuk bekerja seperti biasa, yah.. walaupun rasa mualnya sedikit terasa. Ditemani oleh Seokjin disampingnya, mereka berjalan beriringan di koridor rumah sakit. Seokjin sedikit melirik wanita disampingnya sekarang, ia tak tega harus membiarkan Jieun bekerja dan melakukan aktifitas yang berat.

Setelah sampai di ruangan Jieun, Seokjin berbalik menghadap Jieun dan mengusap perutnya.

"Sayang, jaga Eomma-mu arra? Kasihan dia jika kelelahan.." ucapnya seolah bayi di kandungan Jieun bisa meresponnya.

Jieun menggelengkan kepalanya melihat tingkah konyol Seokjin. Namun, hatinya juga mengangkat saat Seokjin melontarkan kata-kata yang sedikit terdengar chessy.

"Sudah sana, aku baik-baik saja.. Aku janji, nanti waktu jam makan siang, aku akan ke ruanganmu.." kemudian Jieun berjinjit dan mengecup bibir Seokjin. "Aegi-yya.. Kami menyayangimu, nak.." tangannya beralih mengusap perutnya.

"Hmm.. Jaga kesehatan, jangan sampai terlalu lelah, jang—"

Cup!

"Iya iya, bawel. Sudah sana.. Fighting!" Perkataan Seokjin terhenti saat Jieun kembali mengecupnya, dan tersenyum menggoda.

"Baiklah, Nyonya Kim.." Akhirnya setelah Seokjin mengucapkan kalimat tersebut, ia berbalik dan berjalan menuju ruangannya. Disusul dengan Jieun yang kemudian juga masuk ke dalam ruangannya.

*****

Akhirnya jam sudah menunjukkan pukul dua belas siang, jam istirahat sudah berlaku untuk para staff rumah sakit. Begitu pula dengan Jieun. Sebenarnya hari ini ia tidak terlalu banyak menangani pasien, mungkin hanya sekitar sepuluh sampai dua puluh pasien.
Saat ini, ia tengah merapikan mejanya dan sedikit melempar candaan kepada teman seruangannya.

"Aku pergi dulu, Yoon.. Selamat istirahat!" Teriak Jieun sembari menggenggam ponselnya.

"Iya-iya, dasar bumil!" Jawab Yoona dan dibalas dengan decihan dari Jieun, kemudian ia melenggangkan kakinya keluar ruangan dan menuju ke ruangan Seokjin.

Jieun berjalan menyusuri lorong rumah sakit sembari menutur sapa kepada beberapa perawat yang berlalu lalang disana.

Setelah sampai di depan ruangan Seokjin, senyuman tak luntur dari bibirnya, walaupun setiap hari mereka bertemu, entah mengapa hari ini ia sangat merindukan suaminya itu.

Diputarnya knop pintu tersebut dan sedikit terbuka, memperlihatkan seorang gadis yang entah siapa yang bisa dibilang posisi mereka terlihat seperti orang berciuman.

Air mata Jieun langsung meluncur dari tempatnya, hatinya bergejolak meminta penjelasan dari Seokjin. Bibirnya mengatup tak dapat mengucapkan sepatah kata pun.

Kemudian, ditutupnya pintu ruangan tersebut dengan kasar dan membuat sejoli itu menghentikan kegiatan mereka.

Seokjin menatap daun pintu yang beberapa detik lalu tertutup dengan keras. Dalam sekelebat, ia bisa melihat baju putih Jieun hilang dibalik pintu tersebut.

Dilepasnya kapas dari sisi kanan mata wanita yang kini berada di sampingnya. Ia paham, pasti Jieun salah mengartikan kejadian tadi. Jieun sekarang terkesan sangat sensitif dan sangat sulit mengendalikan emosi dari dirinya sendiri karena hormon yang tak stabil.

"Aku yakin itu pasti istriku, Kyung Hee. Dia pasti salah paham, pulanglah ke rumah. Aku akan menjelaskan kepada istriku dulu. "

Yoon Kyung Hee, adik sepupu Seokjin yang kini berada di ruangannya. Kyung Hee mengangguk dan meraih tasnya sembari mengucap selamat tinggal kepada Seokjin.

ICE - Kim Seokjin [✓]Where stories live. Discover now