Extra Part : Bagian 1

7.2K 427 29
                                    

4 tahun kemudian..

Tak terasa, lima tahun sudah Seokjin dan Jieun menjaga rumah tangga mereka. Ditambah dengan si kecil Jiseo yang kini tumbuh menjadi gadis kecil yang cantik, lucu, aktif dan pintar. Gadis kecil itu sangat pintar dalam hal mengingat, ia selalu mengingatkan apa yang akan dibeli saat berada di supermarket bersama dengan ayahnya—Seokjin.

Seperti pagi di akhir pekan ini, Jieun meminta Seokjin untuk pergi ke supermarket setelah jogging bersama putri kecil mereka.

Jieun yang sibuk karena harus membersihkan rumah tidak bisa menemani mereka untuk sekedar Jogging dan berbelanja bahan makanan mingguan.

Dengan setelan baju olahraganya, Seokjin baru saja turun dari kamarnya dengan menggendong putri semata wayangnya.

Ia berjalan dan menghampiri Jieun yang tengah membersihkan ruang tamu dengan kemoceng yang berada tangannya.

"Kami berangkat!" Tegur Seokjin saat berada di belakang Jieun sehingga membuatnya terkejut.

"Ya Tuhan! Aissh! Kau ini! Baiklah-baiklah.. Cepat berangkat dan kembali dengan belanjaan yang kukatakan semalam.." balas Jieun yang sebelumnya menepuk pundak Seokjin karena terkejut.

"Kau mengusir kami?"

"Tidak juga.. Seo-yya.. Ingatkan appa-mu jika nanti ia lupa, arrachi?" Ucap Jieun dengan menyentuh rambut Jiseo.

"Arrasseo, Eomma!" Balas Jiseo semangat dengan senyuman manis miliknya yang mewarisi ayahnya.

"Putri eomma sangat pintar.. Sudah sana pergi, nanti kesiangan pulangnya.." ujar Jieun sambil melirik kearah mata Seokjin dan mengarahkannya pada pintu, yang dalam artian menyuruh mereka untuk segera pergi.

"Ayo, Seo-yya.. Eomma mengusir kita." Bukannya membalas ayahnya, Jiseo malah tertawa.

"Terserah.." Balas Jieun singkat dan kemudian berbalik dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Eomma marah, Seo-yya.. Appa takut jika eomma memakan kita nanti.." ujar Seokjin dengan terkekeh.

Jieun yang kesal pun akhirnya mengambil bantal yang berada di sofa dan melemparnya ke arah Seokjin tanpa mengenai putrinya.

"Enyahlah kau dasar domba!!!"

"Kabur!! Domba betina mengamuk!!" Pekik Seokjin dengan berlari menuju pintu rumah dan kemudian keluar, mengabaikan Jieun yang meneriaki dirinya.

"Yya! Awas kau, Kim!"

*****

Cerahnya pagi ini, dengan segarnya udara ditambah kicauan burung yang saling bersahutan membuat siapapun tidak bisa beranjak dari posisi nyaman ini.

Begitu pula dengan mereka—Seokjin dan Jiseo—yang kini tengah duduk di bangku taman setelah lelah berlarian mengitari taman.

Dengan nafas yang sedikit memburu, Seokjin menyandarkan tubuhnya pada sisi bangku taman tersebut.

Matanya menatap langit pagi yang cerah. Kemudian diliriknya putri kecilnya yang kini tengah memakan sebuah pisang yang tadi ia belikan.

"Putri appa sangat suka makan pisang, eum?"

Jiseo melirik ke arah ayahnya dan membalasnya dengan anggukan kepala serta jangan lupakan mulutnya yang membulat karena tengah mengunyah pisang tersebut.

"Bagus, nak.. Makan buah itu sehat,.."

"Eomma juga berkata seperti itu..." balas Jiseo polos. Suapan demi suapan, akhirnya Jiseo berhasil mengabiskan seluruh pisang tersebut, "Appa pisangku sudah habis!" Seru Jiseo sembari menyodorkan kulit pisang yang ia pegang.

ICE - Kim Seokjin [✓]Where stories live. Discover now