17. Become awkward

2.7K 107 14
                                    

Vano, cowok dengan rahang yang kokoh itu masih menatap Keysa. Cowok itu tak juga beranjak dari duduknya. Melihat wajah melas Keysa yang kini terpampang nyata. Dia terbaring terlihat sangat lelah.

Bel pelajaran masih juga berlangsung. Dia tak kembali ke kelasnya. Entahlah, hari ini seolah dia tidak ingin kemana-mana kecuali berada di samping gadis itu. Bukan apa, tapi Vano merasa harus menjaga Keysa lebih baik lagi. Bukan karena Keysa pacarnya, tapi karena dia masih berpangku pada masalalunya ; Vanya.

Ahsssss

Desahan tak teratur membuat Vano yang awalnya melamun kini mengerjapkan matanya. Cowok itu lantas berdiri lalu melangkahkan diri mendekati Keysa yang berada di atas ranjang UKS.

"Masih sakit?"

Keysa berdehem. Lalu mendongakkan dirinya ke arah Vano. Dia beranjak dari pembaringannya. Lalu
terdiam duduk di atas ranjang UKS seraya menatap Vano begitu lama.

Vano yang merasa Keysa menatapnya seperti itu kini menautkan alisnya. Sedikit sangat risih. Membuat cowok itu refleks menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Dia mengangkat alisnya berharap Keysa tahu maksud dari kodean itu. Apa? Kenapa?

"Hah? Nggak." Keysa mengalihkan pandangannya. Cewek itu terdiam begitu lama.

"Devano?" ujar Keysa tiba-tiba. Namun, mendengar itu bukannya Vano membalas ucapannya dia malah terlihat terdiam seraya menatap ke arah langit-langit UKS.

"Devano!"

"Kenapa?"

Ucapan itu sedikit membuat Keysa mengerjapkan matanya beberapa saat. Dia menatap mata Vano begitu lama.

"Udah cukup ya, Van."

"Maksud lo?"

"Udah cukup gue pura-pura pacaran kayak gini. Males, gue jadi kebawa-bawa. Sialan. Balas budi apaan kayak gini jadi gue dibully. Gue nggak pernah takut, asal jangan keroyokan beraninya." Keysa berbicara dengan cerewetnya. Seolah meluapkan segala kekesalannya. Vano hanya terdiam menanggapi. Seolah tak banyak bicara seperti lawan bicaranya yang kini menceritakan kejadian yang sudah terjadi.

"Semakin gue deket sama lo, hal sial semakin banyak terjadi di sekitar gue. Capek nggak? Cape lah masa nggak."

"Terus?" ujar Vano santai.

"Ya udah, kita nggak usah deketan. Nggak usah pacar-pacaran nggak jelas cuma gegara lo minta balas budi. Nggak usah saling kenal. Baru-baru kenal aja kayak gini. Apalagi nanti kalo udah lama. Males." Dengan wajah marah nan jengkel Keysa menatap wajah Vano.

"Yakin?" ujar Vano menoleh ke arah Keysa. Keysa berdecih dengan wajah tak suka.

"Yakinlah."

"OK."

"Lah gitu doang?"

"Lah gimana lagi?"

"Ya ga gimana sih." Keysa saja bingung dengan omongannya sendiri yang tiba-tiba terasa ngawur.

"Berarti nggak perlu dijagain lagi lo nya." Dengan wajah dingin nan datar, dia berjalan pergi dari tempat Keysa terduduk.

KEYVANO [Selesai] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang