Bab 01

65K 1.3K 38
                                    

Happy Reading

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Happy Reading....

°°°

Gadis itu masih setia memejamkan matanya, dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya hanya tersisa kepalanya. Jika selimutnya menutupi seluruh tubuhnya, maka kemungkinan akan mati karena kehabisan nafas. Dia tidak memperdulikan suara alarm yang terus berdering dengan sangat kencang, seakan-akan tidak pernah mendengarnya sama sekali. Padahal suaranya memenuhi seluruh kamarnya, tetapi gadis itu tidak memiliki tanda-tanda untuk bangun dari tidurnya.

Drrttt

Terdengar suara dering ponsel yang beriringan dengan suara alarm, akhirnya dengan perpaduan kedua suara tersebut bisa membangunkannya dari tidurnya. Dia meraba-raba meja di dekat kasurnya dengan mata yang masih enggan untuk dibukanya. Setelah menemukannya dia segera mengangkat telponnya, tentu saja tanpa membuka matanya dia bisa tahu dimana letak ikon untuk mengangkat telepon. Ini adalah salah satu kelebihannya diantara banyaknya kekurangannya.

"Halo, siapa yah? Kenapa nelpon di pagi buta?" suaranya sangat kecil dan sengau, karena dirinya baru saja bangun dari tidurnya. Bahkan dirinya tidak melihat nama si penelpon dan langsung saja mengangkatnya.

Alice Amalia Alison, atau biasa dipanggil Alice oleh teman-temannya. Yang baru berusia 20 tahun, dia tergolong masih muda diantara teman-teman di kampusnya. Salah satu mahasiswa Universitas ternama di jakarta, dia bisa masuk ke Universitas tersebut karena mendapat beasiswa dan juga perjuangannya selama ini. Bekerja dengan keras untuk mengumpulkan uang untuk tambahan biaya kuliahnya dan biaya hidupnya. Setelah pulang dari kuliahnya biasanya dia melakukan kerja paruh waktu di sebuah club, dia bekerja disana bukan sebagai seorang jalang yang menjual tubuhnya! Dia hanya menjadi pelayan yang mengantarkan minumannya saja. Tentu saja dia masih perawan, karena dia tidak mau melakukan hal itu sebelum dirinya menikah. Pacar saja dia tidak punya bagaimana dia bisa menikah.

"Pagi buta mata lo pe'a! Ini udah siang, lo telat bangun lagi hah?!

Alice sontak menjauhkan ponselnya dari telingannya saat mendengar suara familiar yang sedang berteriak di sebrang ponselnya. Kantuknya hilang dan di gantikan dengan keterkejutan, dia melirik jam di atas mejanya dan matanya membulat seketika.

09:00

Dia telat bangun!

Dengan cepat dia turun dari atas kasurnya dan melangkah ke arah kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi saja, hari ini biarkan saja dia tidak mandi. Lagi pula ini bukan sekali atau dua kali dia tidak mandi, karena dia sudah sering tidak mandi saat kesiangan. Dia tidak mematikan sambungan teleponnya dan membiarkan Eva, sahabatnya itu untuk terus mengoceh sesukanya.

"Ck, Alice untung pak dosen lagi absen sekarang. Kalau dia masuk mungkin lo bakal mampus sama hukumannya."

"Bacot lo."

My Bastard CEO [S1 Geofrey] REVISIWhere stories live. Discover now