Jaehyun dengan cepat melakukan penerbangan menuju Jepang saat menerima panggilan dari ayahnya untuk segera kembali. Meskipun ia sedikit takut karena ia yang gagal membujuk Rize akan membuat ayahnya kecewa.
Sekarang ia sudah berdiri tepat di depan pintu ruangan milik ayahnya, meminta sekertaris pribadinya untuk meninggalkannya menemui sang ayah sendirian.
Mempersiapkan diri dengan baik sebelum benar-benar menenggelamkan dirinya dibalik pintu besar tersebut.
"Jaehyun, kau sudah datang." Tuan Yoon tersenyum cerah mendapati putra keduanya datang menemuinya.
"Kenapa cepat sekali datang? Ayah baru mengirim pesan kemarin."
Jaehyun dan Tuan Yoon pun berpelukan layaknya seorang ayah dan anak yang lama sekali tak jumpa. Jaehyun duduk di kursi setelah dipersilahkan oleh ayahnya.
Ia tidak tahu harus berkata apa saat ayahnya akan menanyakan Rize nantinya. Adiknya itu sungguh mewarisi tingkah ayahnya yang keras kepala dan tidak mau mengalah, ia sampai kesal sendiri dibuatnya.
"Aku melakukan penerbangan malam saat mendapat pesan dari ayah,"
Lagi-lagi Tuan Yoon tersenyum, putranya Jaehyun memang sangat penurut dan membanggakan. Tuan Yoon sangat bangga mengetahui ia tidak salah mendidik anaknya.
"Jaehyun, bagaimana keadaan Rize? Apa dia baik-baik saja?"
Tepat seperti dugaanya, sang ayah pasti akan menanyakan hal itu. Sungguh Jaehyun tidak ingin ayahnya kembali jatuh sakit karena terlalu memikirkan Rize. Bahkan hanya karena mendengar kabar jika Rize mendapat beberapa lebam di wajah dan tubuhnya akibat pertandingan judo ayahnya sampai jatuh demam karena khawatir.
"Dia sangat sehat, putri ayah tumbuh menjadi gadis cantik. Ia juga sangat pandai di sekolah ... tapi maaf ayah, Rize belum mau ikut bersamaku ke Jepang." kata Jaehyun menyesal.
Tuan Yoon hanya bisa menghela napas rendah dan tersenyum miris. Semua hal yang dilakukan putrinya itu wajar mengingat masa kecilnya tidak pernah ia beri kasih sayang. Itu adalah penyesalan terbesar yang pernah ia lakukan, tak heran jika Rize berlaku begitu keras. Ia memang pantas dibenci.
"Itu bukan kesalahanmu. Dari awal memang ayah yang salah." ungkap Tuan Yoon penuh sesal.
"Ayah tidak sepenuhnya bersalah, Jaehyun juga bukan kakak yang baik untuk Rize."
Mereka berdua terdiam, saling meratapi masalalu yang kurang menyenangkan. Kesalahan yang telah lalu memang tidak pernah bisa dilupakan tetutama jika itu menyakiti seluruh anggota keluargamu sendiri.
"Ayah rasa ini bukanlah saat yang tepat mengingat masalalu. Sekarang ceritakan pada ayah seperti apa Rize sekarang, ayah kurang puas jika belum mendengarnya darimu," Tuan Yoon meminum teh hangatnya sebelum melanjutkan pembicaraannya.
"Selama ini ayah hanya bisa melihat Rize dari foto. Putriku memang sangat cantik, mirip dengan ibunya."
Hati Jaehyun menghangat kala melihat ayahnya yang sangat bersemangat membahas Rize. Sepertinya memang sang ayah serius untuk menebus kesalahannya waktu dulu, begitu juga dengan dirinya.
"Ya, adikku memang gadis yang hebat. Dia hidup mandiri selama ini, melakukan semua hal sendirian. Mungkin ayah tidak akan percaya jika aku bilang bahwa Rize pernah bekerja paruh waktu karena ia tidak mau menerima uang dari kita. "
"Apa!? Kenapa kau biarkan itu? Bagaimana jika putriku mendapat kesulitan." mendengar hal tersebut Tuan Yoon terkejut bukan main sekaligus khawatir kepada putrinya.
"Ayah tidak perlu cemas, itu dulu. Rowoon berhasil membujuknya."
Kelegaan terlihat jelas saat Jaehyun sudah memberi penjelasan pada sang ayah. Tidak bisa dipungkiri ia juga khawatir sebenarnya, tapi sang adik terlampau membangkang padanya.
YOU ARE READING
IfYou''d
FanfictionDia itu gadis aneh, jauh dari kriteria seorang Jeon Jungkook. Tapi justru karena itu juga dia membuatku gila karnanya. Untuk yang satu ini... aku tarik ucapanku yang mengatakan jika semua perempuan tidak ada bedanya. Karena bagi Jeon Jungkook. Yoon...
Part 부품
Start from the beginning
