11. Express reason: Dating

Start from the beginning
                                    

"Yaelah, gue kira apaan."

"Iya nih Radit kalo ngomong unfaedah banget setengah-setengah." Keanu meneplak lengan Radit. Membuat cowok itu mengaduh.

"Vano dimana?" ujar Elang ke arah Radit.

"Keknya ke turnamen lagi deh, dia sekarang kan banyak job. Apalagi sering menang," ujar Radit ke arah Elang. Cowok itu berohria lalu kembali terdiam.


•••



Keysa memegang lututnya. Napasnya kini tak konstan. Ngos-ngosan. Peluhnya semakin membanjiri pelipisnya. Cewek itu berdecak kesal ke arah Vano yang kini berjalan satu meter lebih di depannya.

"Kita mau kemana sih? Lo mau ngajak gue kemana?" Vano menoleh setelah mendengar serapahan Keysa yang semakin memuncak. Dari awal Vano mengajak cewek itu saja dia sudah berbicara tak jelas seperti Jangan aneh-aneh ya. Jangan lama-lama, gue nggak mau barang-barang gue disita kalau gue pulang terlambat. Terus kalo mau ngajak ke mall, Lo yang harus bayarin. Blablabla.

Vano tidak menggubris ucapan Keysa. Cowok itu semakin berjalan di depannya. Sementara Keysa, dia semakin emosi dengan sifat Vano. Dia mengerlingkan pandangannya, lalu menghela napas. Vano mengajaknya ke hutan. Entahlah, awalnya dia kira Vano akan mengajaknya ke mall atau semacamnya. Ah, Ya Tuhan. Kalau dibenarkan dengan kata pacar, cowok ini memang tidak ada romantis-romantisnya. Tidak.

Vano mengajaknya ke bukit. Entahlah, seperti hutan. Namun, pemandangannya sangat indah. Tak dapat dipungkiri dia menikmatinya. Hawa rindang semakin menelisik ceruk lehernya.

Apa ini yang akan ditunjukkan Vano? Menyebalkan sekali cowok itu. Keysa disuruh ikut dengan Vano hanya karena cowok ini akan menunjukkan sesuatu kepadanya.

Menunjukkan ini maksudnya? Atau apa? Jika dia ingin menunjukkan ini sudahlah! Keysa sudah cukup lelah dengan semua ini. Vano keparat.

"Lo maunya apa sih? Lo ngajak gue ke tempat kayak gini? Maksud lo gimana?" Keysa menyeimbangi langkah Vano. Dia menoleh ke arah Vano seraya berdecak kesal.

"Cuma kebukit, gue capek manjat-manjat sampe jalan kaki kayak gini. Mendingan ke mall," lanjut Keysa lagi. Cewek itu mendesahkan napas panjang.

Vano tersenyum miring. "Lo juga mau gue ajak kesini?"

Ah yang benar saja? Vano, cowok itu sialan sekali.

"Ya karena lo yang mau nunjukin sesuatukan? Ya gue kepo!" ujar Keysa.

"Dan lo mau nunjukin ini? Apa emang alasan dibalik bukit kayak gini? Lo cuma mau ngajak gue kesini?"

"Iya, gue mau nunjukin sesuatu." Vano mulai berjalan lebih cepat. Cowok itu memang memiliki langkah yang panjang. Tidak seperti Keysa, cewek itu berjalan sangat lambat.

Beberapa lama mereka berjalan. Vano berhenti, membuat Keysa mengernyitkan dahi.

"Kok berhenti? Udah samp-"

"Wow!" ujar Keysa memotong ucapannya sendiri karena melongo takjub melihat sesuatu. Dia tersenyum-senyum sendiri.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
KEYVANO [Selesai] Where stories live. Discover now