Part 27 [Broken heart++]

Start from the beginning
                                    

Saat ciuman mereka terjeda Arli kembali melontarkan kata-kata posesifnya untuk Shelly.

"Cuma aku Lily! Seharusnya cuma aku yang ada di pikiran kau!"

"BUKAN DIA!"

Lalu ke dua tangan kekar Arli merobek paksa dress yang Shelly kenakan.

Sreekk!!

"Kyaaa! Aliii!!!"

Sreekk!!

"Ali stop it!" pekik Shelly berusaha menghentikan Arli tapi tangan Shelly terlalu mungil untuk menghentikan tangan Arli yang terlalu cepat dan penuh kemarahan.

Sreekk!!

"Are you crazy!?"

Hanya tiga kali sobekan pada dress Shelly kini tubuh Shelly hanya tinggal berbalut bra dan underwaer.

"Yeah! I'm," sautan Arli menyatu dengan deru napasnya yang memburu. Cemburu butanya menyatu dengan hasrat ingin menyentuh tubuh Shelly.

Arli menggenggam ke dua tangan Shelly membuat sekali lagi tidak berdaya di kungkungan Arli, kembali Arli melumat kasar bibir Shelly. Tidak ingin berhenti sangat rakus dan tidak sabaran. Bibir Shelly sudah bengkak dan luka karenanya.

"Mmpphmm..."

Arli melepaskan ciumannya ketika Arli pikir Shelly butuh bernapas. Tapi tetap saja Arli masih mendekatkan kepalanya di antara kening mereka berdua.

"Aku memang gila! Aku tergila-gila denganmu Lily! Dari dulu hingga sekarang! Cuma kau yang ada di hatiku tapi kenapa kau..," suara Arli terhenti matanya terbuka berkabut memandang mata hazel Shelly. Merah seperti ingin menangis.

"Kenapa kau..," Arli tidak sanggup mengatakan kalimat itu. Mencintai pria lain. Kenapa pria itu yang kau puja bukan aku?

Apa kau sadar! Aku bisa gila karena kau Lily! Hatiku sakit! Sakit karena kau masih saja menyebut namanya!

Seharusnya kau cuma melihatku! Menyebut namaku! Seharusnya cuma aku! Karena kau...

Crab!

"Ali please jangan kek gini," suara parau Shelly membuat Arli semakin tersiksa batin. "Kenapa kamu marah cuma karena Martin dia---"

"JANGAN SEBUT NAMA DIA!"

Teriakan nyaring Arli bersamaan dengan tangannya yang meremas kuat payudara Shelly yang masih berbalut bra.

"Aakkhh...aahh...alih...sak..it..," Shelly meringis karena remasan di payudaranya yang terlalu kuat.

"Ahh...pelan...ahh...pelan...lihh...ahh."

"Kau milikku Lily, cuma aku," suara serak Arli berbisik penuh sensasi dan emosional di leher Shelly.

Arli menghisap rakus leher putih itu. Berpindah-pindah menjalar hingga di dua buah dada Shelly yang bulat sempurna. Entah sejak kapan Arli sudah melepaskan bra Shelly membuangnya entah kemana. Kini leher dan dada Shelly penuh tanda kissmark.

"Ahh..aliihh...ahh..."

Ciuman Arli menjalar hingga menyentuh vaginanya. Tangan Arli dengan mudah melepaskan underwaer Shelly. Dan bibir Arli menyapu liang surgawi milik wanitanya itu. Membuat Shelly tidak tahan. Tidak tahan untuk mendesah karena nikmat.

"Aahh...aahh...ahhh..."

"Ahhh...aliihh...please...ahhh..."

Tidak puas sampai di situ jari Arli memainkan kepemilikan Shelly membuat Shelly semakin mengerang merasakan nikmat.

Desahan Shelly membuat kejantanan Arli mendesak ingin segera menuntaskan malam panas mereka.

Dan malam itu Arli melampiaskan segala kebencian, sakit hatinya dan dendamnya dengan bercinta. Hingga larut malam.

"Balikkan badanmu Lily," Arli mengerang memerintah setelah dia menikmati tubuh Shelly beberapa menit yang lalu.

Walaupun Shelly merasa lelah tapi dia tetap menurut. Lalu kepemilikan Arli memaksa menembus vagina Shelly dari belakang.

"Aahh..pelan..pelan..lihh...sakit."

Arli tidak peduli pada permintaan Shelly dia lebih memilih menghujam miliknya sangat dalam sambil meremas bokong Shelly yang sempurna.

Shelly tidak kuat lagi, goncangan Arli yang terus-menerus tanpa jeda membuat Shelly kehabisan tenaga. Sedangkan pria itu seperti robot sex tidak bisa di hentikan.

"Aahh..Lilyy..aahh...kau...milikku..."

"Cuma aku.., aahh.., sempit sekali sayang..., aahh."

Permainan berlanjut hingga berakhir lima ronde.

***

--Pukul 3.18 dini hari--

Shelly sudah terkulai lemas tidak berdaya di king size tertidur lelap akibat olahraga sex yang dilakukan pria itu dengannya. Lalu Arli pria itu meringkuk memeluk tubuh ramping Shelly di sampingnya, mendekapnya sangat erat.

Sedikit pun Arli tidak ingin melepaskan Shelly dari pelukannya yang posesif.

Sebelum Arli benar-benar memejamkan matanya pria itu terus saja berusaha menenangkan hatinya yang sebelumnya terluka parah.

Arli sekuat tenaga berusaha menahan air matanya agar tidak tumpah.

Kau milikku Lily, milikku! Cuma aku yang boleh kau sebut namanya, cuma aku!

Crap!

Kenapa rasanya aku belum puas melampiaskan amarahku! Rasanya aku masih ingin..., ingin..., dan lagi..., lagi..., bermain sex dengan tubuhnya...

Tapi Arli sadar saat mata Arli melihat lelapnya Shelly di sampingnya. Arli sadar dia harus menunggu hingga matahari bersinar menyilaukan mata hazel istrinya itu.

Cup!

Arli mengecup lama kening Shelly sambil berbisik lembut.

"Tidurlah sayang karena besok aku akan mengulanginya lagi."




Tbc.,

11.44
Sabtu, 2 November 2019

Gimana?

Hot gak?

Aku takut ini jelek 😢

Project Big Boss / PBB [END]✅On viuen les histories. Descobreix ara