Part 1 [New Project started]

56.8K 1.8K 545
                                    

Pemain: Shelly Cassandra
Arli Juan Moreno

No Copas No Bully

Wajah perempuan cantik bernama Shelly tampak lelah dalam tidurnya. Tidak ada raut kebahagiaan di sana hanya penderitaan.

Arli tidak beranjak dari pandangannya yang bisa dikatakan berjarak dari king size warna cream tersebut. Dia lurus menatap wajah tidur Shelly.

Setelah lima belas menit dokter yang memeriksa kondisi Shelly selesai mengerjakan tugasnya dia mendekati Arli tapi Arli hanya menatap Shelly dengan tatapan yang dingin.

"Kenapa gadis itu pingsan?" bukannya menjawab dokter muda itu malah balik bertanya.

"Jangan tanyakan pertanyaan yang tidak perlu kau tanyakan padaku Lex," Arli melirik ekor matanya ke arah Alex.

Alexander atau biasa di panggil Alex adalah teman sekaligus orang yang sangat mengenal watak Arli dari yang dulu hingga yang sekarang sedingin ini.

"Arli dia shock! Itu yang membuatnya pingsan! Kesadarannya yang hilang tiba-tiba itu mungkin karena tekanan pikirannya yang terlalu berat membuat dia tidak bisa mengendalikan fungsi tubuhnya dengan baik. Jadinya pingsan adalah salah satu reaksi yang wajar bagi orang yang memiliki kekecewaan, atau penderitaan yang berat," Alex menjelaskan dengan sangat tenang di hadapan Arli.

"Aku tidak tau apa yang menyebabkan dia pingsan karena kau tidak mau cerita Big Boss," nada suara Alex seperti mengejek saat mengatakan dua kata terakhir. Membuat Arli melirik Alex dengan ekor matanya untuk pertama kali ke arah Alex.

"Aku sarankan jangan lagi membuatnya menderita, usahakan senangi hatinya. Itu akan membuat keadaannya membaik. Karena obat paling mujarab untuknya saat ini bukan obat tapi kebahagiaan."

Sekali lagi alis mata Arli terangkat dan senyum miringnya menghiasi wajah dinginnya itu.

"Bahagia? Membuatnya bahagia? Trus bagaimana aku yang tidak pernah bahagia karena dia," batin Arli tidak peduli.

"Big Boss?" seseorang yang berseragam rapi lengkap dengan dasi dan jas hitamnya tiba-tiba berseru memanggil Arli dari balik punggung.

Arli yang tidak menyadari kehadiran orang itu membalikkan badan melihat siapa yang mendekatinya.

Yuda orang kepercayaan Arli, masih muda, pembawaannya sangat tenang dan tentu saja dia tidak pernah mengecewakan Arli jika Arli memerintahkan sesuatu apapun kepadanya.

"Kau boleh pergi Alex," usir Arli terang-terangan. "Aku masih banyak urusan."

"Terserah," Alex tampak tidak terlalu peduli dengan kehadiran anak buah Arli. Dia kembali melanjutkan kata-katanya. "Ingat yang aku katakan barusan, jangan lupakan itu."

Tanpa mendengarkan balasan dari Arli dokter muda itu berlalu pergi dari ruang kantor Arli. Dari pada berlama-lama dengannya yang tidak mau diatur, Alex lebih memilih sibuk dengan selusin pasiennya di rumah sakit.

Sepeninggal Alex kini tinggal Arli juga Yuda melihat ke arah Shelly, gadis itu masih terlelap tidur di king size.

"Big Boss saya rasa anda terlalu---"

"Kejam maksudmu?" mata elang Arli yang menusuk memandang tajam ke arah Yuda. Pemuda yang tidak memiliki rasa takut itu seketika menundukkan wajahnya.

"Maafkan saya Big Boss tapi apa ini tidak keterlaluan. Saya kasian sama nona Shelly, nona Shelly sampai pingsan. Saya rasa ini sudah cukup menghancurkannya."

Project Big Boss / PBB [END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang