🦅 ZAYYAN - BAGIAN DUA PULUH TUJUH

3K 200 18
                                    

SIAP BACA PART 27? TEKAN BINTANG DULU BIAR MANTEP!

SUDAH?

SELAMAT MEMBACA SAYANG-SAYANGKU 💙

SELAMAT MEMBACA SAYANG-SAYANGKU 💙

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.

27.  Sakit tapi tak berdarah

BUGH! 

BUGH!! 

BUGH!! 

"Hajar Dhevano, Zayyan!!" 

"Jangan sampai lolos!!" 

"Bunuh aja sekalian orang kayak dia!" 

"Hajar terus sampai mampus!!" 

"Dhevano nggak pantas hidup! Mati aja sana!" 

Begitulah teriakan murid-murid SMA Garuda di lapangan belakang sekolah. Bukan hanya kelas dua belas saja yang menyaksikan pertunjukan tersebut, kelas sepuluh dan sebelas juga berantisipasi menonton pertunjukan tersebut. 

Sekitaran sejam lebih Zayyan terus melayangkan pukulan tinju kearah rahang pipi kiri-kanan, meninju kearea perut sampai sang pemilik tubuh memuncratkan cairan darah kental yang keluar dari dalam mulutnya. 

Dhevano nampak sudah tidak berdaya lagi untuk bangkit menghajar balik Zayyan. Tubuhnya seketika ambruk, bukannya menolong, melainkan mendapat sorakan gembira dari murid-murid lain. 

Kondisi wajah Dhevano sangat memprihatinkan. Sebab, Zayyan terus menghajarnya babak belur tanpa ampun sedikitpun. Cowok itu memang terlihat kalem dan lembut, sekali ia marah, maka akan 180 derajat berubah menjadi orang yang berbeda.

Napas Zayyan naik turun usai menghajar Dhevano. Kaki cowok itu menyeretnya mendekati Dhevano yang terkapar tak berdaya di lapangan. Seketika satu kakinya terangkat, kemudian diletakan tepat pada dada Dhevano, ditekan, hingga Dhevano berteriak kesakitan. 

"Sakit kan?" Tanya Zayyan posisi kakinya masih menginjak dada Dhevano, "Gimana rasanya, hukuman kayak gini Lo masih selamat, apakabar dengan sahabat gue Varel yang terbaring kritis di rumah sakit." 

"Oh ya, Lo memang pantas di hukum seperti ini. Memang pantas untuk mati!" Lanjut Zayyan. 

"Za-za.. sak-it.." Dhevano merintih kesakitan amat luar biasa, sekujur tubuh dan wajahnya sangat memprihatinkan. 

"Apa? Nggak kedengeran?" 

Dhevano terbatuk-batuk, mengeluarkan cairan merah kental entah keberapa kalinya. Ia tersiksa, ini seperti neraka. "Sak-it Zay."

ZAYYAN HARQUEL [END] ✓ SUDAH DI TERBITKANWhere stories live. Discover now