🦅 ZAYYAN - BAGIAN TIGA PULUH EMPAT

2.4K 166 6
                                    

DIRIKU UPDATE LAGI YEAY! SUDAH SIAP BACA PART 34? UDAH SIAPIN HATINYA BELUM NIH?

SELAMAT MEMBACA SAYANG SAYANGKU

SELAMAT MEMBACA SAYANG SAYANGKU

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

34. Pengakuan Bersalah 

Lamunan Vanila buyar ketika seseorang berdiri di hadapannya sembari menyodorkan gelas kopi cup panas  di tangan kanannya. Cewek tersebut menggadahkan kepalanya keatas agar bisa menatap si pemberi tersebut. 

Rupanya cowok itu Angkasa. Vanila baru menyadari satu hal, Angkasa dan Zayyan masih bermusuhan sampai sekarang. Entah kapan selesai nya perseturuan keduanya, Vanila harap mereka berdua akur lagi seperti dulu. 

"Nggak usah ngelamun gitu, gue boleh duduk nggak?" Ucap Angkasa. "Ini ambil, tangan gue pegel dari tadi nyodorin ke lo ya… gue kasihan aja dari tadi lu bengong duduk di lorong takut kesurupan setan sini?" Membayangkan saja Vanila bergidig ngeri. 

"Boleh. Duduk aja. biasanya juga lo nggak ada sopan-sopan nya sama gue, lagian mana ada setan yang mau sama gue!" Jawabnya seraya mengambil alih gelas kopi cup dari tangan Angkasa ke tangannya. 

Angkasa menipiskan bibirnya. "Thanks."  Akhirnya ia mendaratkan bokong nya ke kursi besi. Sesaat, Angkasa mengedarkan pandangannya terakhir ia kerumah sakit waktu saudara tirinya meninggal dunia, sejak saat itu Angkasa memilih menghindar ketempat ini lagi karena Angkasa mengingat momen paling pahit kala Erza menghembuskan napas terakhir. Trauma itu menyelimuti kehidupan nya hingga saat ini.  Sempat juga merasa bersalah menyalahkan kematian Erza kepada Zayyan, padahal Zayyan juga syok berat atas kepergian sahabat terbaiknya. Bilang saja ia brengsek, Angkasa memang pantas di juluki orang seperti itu. Menurut kalian gimana? 

"Van, tahu nggak?" Panggil Angkasa membuka percakapan, suara berat nya itu beradu dengan suara samar orang-orang yang berlalu lalang di lorong. 

Vanila pun akhirnya menoleh. "Apa?" Satu alisnya terangkat. 

"Rumah sakit ini dulunya tempat dimana Erza meninggal dunia karena sudah tak tertolong lagi. Saat itu semenjak Erza bunuh diri, dia secepatnya di larikan ke rumah sakit. Tetapi, nyawa nya udah nggak selamat. Dia cuman ninggalin surat buat gue dan Zayyan." Kerongkongan nya terasa kering, Angkasa menenggakan kepalanya meminum soda kaleng nya sejenak sebelum melanjutkan percakapan nya.

Vanila tertarik Angkasa membahas masalalu persahabat mereka bertiga. Selama ini Vanila penasaran, mengapa keduanya saling menyalahkan satu sama lain.

"Surat…" Vanila mengerutkan dahi. Angkasa pun mengangguk singkat. 

"Gue nyembunyiin surat Erza buat Zayyan, gue belum baca sama sekali, gue cuman baca apa yang sodara tiri gue tulis buat gue. Kayaknya gue emang banyak dosa nya nggak sih, gue sering menyalahkan Zayyan padahal dia nggak ngapa-ngapain juga. Gue bikin dia menderita. Namun gue salah, ternyata pemikiran gue salah, semenjak ada lo Zayyan kayaknya nyaman banget sama lo." 

ZAYYAN HARQUEL [END] ✓ SUDAH DI TERBITKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang