22. Sesuatu yang dinamakan cinta

426 72 11
                                    

Seseorang yang pertama kali kamu cintai, bisa jadi yang pertama menghancurkanmu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seseorang yang pertama kali kamu cintai, bisa jadi yang pertama menghancurkanmu

Tapi, dia juga bisa menjadi yang paling tulus mencintaimu

...

Manusia setidaknya sekali dalam hidupnya akan melalui masa dimana ia jatuh cinta. Jatuh cinta yang membuatmu merasa paling bahagia didunia pada kala itu. Tapi meski semua orang seringkali mengaitkan ketertarikan terhadap lawan jenis merupakan sebuah istilah yang disebut mencintai, nyatanya tak semua orang memahami esensi cinta itu sendiri.

Terkadang mencintai bisa diartikan sebagai bahagia bersama. Ketika dia bahagia bersamaku maka kita saling mencintai, anggapan sebagian besar orang. Tapi cinta sebenarnya bukan tentang kau dan aku yang selalu bersama dalam kubangan kebahagiaan. Karena bagi seorang Rafathan Gian Syahreza, cinta adalah dimana kamu belajar untuk setia, iklas, tulus dan rela.

Delapan tahun lalu, Rafathan pernah mencintai Viona, titik awal dimana ia mulai belajar untuk mencintai sesuatu di dunia. Baginya, itu adalah yang pertama karena nyatanya sejak saat itulah ia belajar tentang cinta yang sebenarnya. Cinta kepada sang pencipta, cinta kepada keluarga, cinta kepada diri sendiri dan rasa cintanya kepada Viona. Semua berawal pada satu masa yang sama, ialah ketika ia ditinggalkan.

"Mas, kak Viona itu cewek itu kan?" Tanya Sukma ketika ia mendekat kearah kakaknya yang duduk disofa.

Melihat ketiga temannya beserta Viona dan Aliya sedang duduk dikarpet ruang tengah rumah kontrakan Aliya yang sedang bermain permainan kartu. Jadi pada akhirnya Aliya harus berbesar hati menampung empat remaja perempuan asal Surakarta itu, sebenarnya dia sama sekali tidak keberatan dan justru merasa senang karena ternyata anak-anak ini ramah-ramah dan tidak menyebalkan sama sekali seperti bayangannya tentang remaja millennial yang katanya bucin teknologi.

Nyatanya mereka hanya empat remaja biasa yang masih suka bermain dengan cara kumpul bareng teman dan berbagi kebahagiaan lewat permainan manual seperti permainan kartu atau papan.

"Cewek itu yang mana maksud kamu?" Jawab Fathan.

"Yang DM mas waktu itu, yang selebgram itu.."

"Ohh.."

"Ih kok oh doang.."

"Lha terus harus jawab apa?"

Sukma tuh hapal, si abang kadang secuek itu kalau ditanya-tanyain. Apalagi kalau mode kesal atau mode malas. Dia harus sabar mengingat si abang aktif mode kesalnya semenjak mereka saling tatap sore tadi. Semua bentuk omelan Fathan tumpah ruah, karena ternyata Sukma ini tidak pamit dengan bapak dan ibu kalau mau ke Jogja. Pokoknya telinga Sukma sampe berdenging rasanya.

"Ya kapan dihalalin gitu mas.."

Tentu saja yang Fathan lakukan adalah menarik rambut Sukma kebelakang. Kalau kebanyakan narik kuping, Rafathan lebih memilih rambut. Sensasi sakitnya beda.

{✔️Complete} MANTANWhere stories live. Discover now