19. Menghindar

410 72 11
                                    

To the person I loved too muchTo the red thread that got too entangled in itselfI couldn't reach you, so I'll walk a separate pathFor that reason I’ll say goodbye

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

To the person I loved too much
To the red thread that got too entangled in itself
I couldn't reach you, so I'll walk a separate path
For that reason I’ll say goodbye

-BTS - Let Go-

...

Sebenarnya Viona kesal dengan sikap Fathan yang satu ini.

Lelaki itu cenderung egois dan suka menilai sesuatu dengan perspektifnya sendiri tanpa ingin mencari kebenaran apakah perspektifnya itu salah atau benar. Viona tahu kenapa Fathan sulit dihubungi, pertama karena kalimatnya yang ambigu, oke dia sadar itu ambigu tapi untuk menyambungnya ia butuh kekuatan lebih karena didalam hatinya masih ada satu presensi kuat seorang Kaisar.

Kedua, kedatangan Kaisar yang membuat Fathan menyimpulkan kalau malam itu adalah pertanda kekalahannya. Padahal yang tidak lelaki itu tahu, Kaisar datang bukan untuk Viona tapi untuk pekerjaannya. Ia ada pemotretan majalah di beberapa tempat wisata Jogja, bahkan setelah malam itu Kaisar juga belum kembali dari Gunung Kidul.

Panggilannya tidak ada yang diterima sejak dua hari yang lalu, beruntung karena suatu hal kantornya tutup setengah hari. Jadi saat ini, tepat pukul satu lewat sedikit ia sudah ada didepan kantor PT. Harta Gumilang Sanjaya. Viona langsung masuk ke lobby dan menemui seorang wanita di front desk.

"Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?" Sapa wanita berbaju batik itu begitu Viona sampai dihadapannya.

Viona akui, Radhitya cukup baik mempekerjakan seorang front desk yang cepat tanggap seperti wanita ini.

"Iya, saya ingin bertemu dengan Rafathan, ehm maksudnya Pak GM Rafathan.."

Wanita itu sedikit berubah ekspresi, seperti terkejut sesaat sebelum kembali tersenyum ramah.

"Mohon maaf, Bapak Rafathan sedang perjalanan ke luar kota. Mungkin saya bisa membantu menyampaikan pesan?"

"Ohh begitu ya, nggak usah mbak. Makasih kalau begitu, lain kali saja.." Ucap Viona akhirnya, sebelum memilih beranjak dari sana.

Penilaiannya terhadap wanita itu awalnya baik, sebagai karyawan yang pertama kali berhadapan dengan tamu. Ia cukup tanggap dan ramah, seperti receptionist hotel bintang lima, tapi ia berubah memakinya dalam hati tatkala sadar kalau sedang dibohongi. Entah apa yang dikatakan Fathan sampai karyawan wanita itu mengusirnya dengan halus. Padahal, jelas-jelas ia tidak buta untuk tahu mobil Fathan terparkir rapi di lapangan parkir depan kantor.

Dengan dengusan kesal ia berdiri didepan lobby, tangannya masih bergerak mencoba menghubungi nomor Fathan sekali lagi dan sialnya tidak diangkat lagi.

Tetapi mungkin, siang ini dewi fortuna sedang memihaknya karena setelah memaki-maki ponselnya sendiri ia melihat mobil yang tak asing masuk ke halaman parkir dan berhenti disebelah mobil Rafathan terparkir. Viona sedikit bersembunyi dibalik pilar dan diam mengamati ketika dua lelaki baru saja keluar dari dalam Range rover velar 3.0 warna corris gray dan mulai berjalan ke arahnya.

{✔️Complete} MANTANWhere stories live. Discover now