bab 11 - Manar; Malovers di SFS?

45 9 0
                                    

Tingkatan pertama dari jatuh cinta adalah munculnya benih-benih perhatian tanpa kita duga.

~ENJOY~

[Manar Fuadi Rafsanjani]

Bel istirahat terdengar sekitar lima menit yang lalu. Beberapa murid masih berseliweran kesana-kemari memenuhi koridor. Gue mendudukkan diri di salah satu anak tangga, menunduk fokus pada ponsel.

Fery terlihat sedang menggoda anak-anak cewek yang kebetulan lewat di ujung tangga. Dan Elkan sedang fokus pada kameranya membidik beberapa sudut sekolah yang siang ini cukup ramai.

"Man..." ucap Elkan lirih

"Hmm" hanya gue balas dengan deheman singkat

"Sini deh" katanya

"Apaan?"

"Ck, sini cepet" ucap Elkan yang kini mematikan kameranya

Membuat gue mau tidak mau jadi berjalan ke arahnya dengan malas.

"Liat tuh.." ucap Elkan sambil menunjuk ke arah lapangan

Membuat gue mengernyit samar, "Apa?" tanya gue bingung

"Ck, goblo, itu cewek lo" ucap Elkan setengah kesal

Gue kembali melihat ke arah lapangan. Ada Naura disana. Sedang berjalan keliling lapangan sambil menunduk pada buku catatannya dengan mulut berkomat-kamit seperti membacakan sebuah mantra.

Membuat gue kembali mengernyit heran. Lagi buat ulah apalagi itu cewek?

Gue pun tanpa kata segera meninggalkan Elkan dan menghampiri Naura.

"Oldefos The Old Established Forces terdiri atas negara-negara kapitalis imperal-- HUAAAA ASTAGAAA"

Naura yang tadinya sedang fokus menghafal sambil terus berjalan mengelilingi lapangan pun jadi terlonjak kaget sambil berteriak heboh, membuat buku catatan yang tadinya ada di tangan kini sudah berpindah tempat tergeletak di bawah.

"Lagi bikin ulah apalagi?" tanya gue tenang, yang kini sudah berdiri di depannya persis

"A- apa...? siapa?..." jawab Naura malah balik bertanya

"Elo lah, ngapain muterin lapangan sambil baca buku gini?" tanya gue

"Ck, gue mau ulangan lisan abis ini" jawab Naura

"Kenapa ngga belajar di kelas aja si?"

Naura terlihat menghela nafas kasar sambil memutar bola mata jengah, "Cara belajar orang tuh beda-beda yaa, jadi jangan ngatur-ngatur gue gitu deh, minggir" ucapnya sambil meraih buku catatannya yang terjatuh tadi

Bukannya bergeser untuk memberikan jalan pada Naura, gue malah tetap berdiri tegak seakan menulikan telinga.

"Mau apalagi si kak?" tanya Naura kesal

"Semalem kenapa chat gue ngga elo bales?" tanya gue

"Apa? Emang elo ada chat gue?"

"Iya, dan ngga lo bales" ucap gue

Membuat Naura segera meraih ponselnya di saku seragam, lalu mengetikkan sesuatu disana. Dan setelahnya kembali memasukkan ponselnya seperti semula.

"Udah gue bales, pergi sana lo" ucap Naura

"Nanti balik bareng gue" ucap gue dengan nada perintah

"Vokal Grup ngga ada latihan" jawabnya

"Kenapa?"

ELDER [Complited] ✅Where stories live. Discover now