bab 33 - Naura; lathi challange

4 2 0
                                    

~Happy Reading~

[Naura Hildania Ayeesha]

Pagi ini siswa-siswi Sun Flower School diarahkan ke lapangan belakang untuk mengikuti upacara pembukaan hari ulang tahun sekolah yang tahun ini mengangkat tema SFAIR.

Para dewan guru juga sudah berbaris rapi di sisi kanan lapangan. Lalu petugas paskibra masih mengatur beberapa siswa yang susah diatur. Petugas upacara yang lain juga terlihat sudah siap.

Gue berbaris di barisan vokal grup yang bersebelahan dengan barisan paduan suara dadakan yang dibentuk oleh para pengurus paskibra. Di SFS memang tidak ada grup paduan suara. Jadi kalau ada upacara, kalau tidak meminta bantuan anak vokal grup, maka pengurus paskibra dengan segera membentuk barisan paduan suara sendiri.

Karena lagu yang dinyanyikan juga cuma Indonesia Raya dan Mengheningkan Cipta, lagu yang biasa dinyanyikan tanpa harus latihan terlebih dahulu. Paling hanya mendapat sedikit arahan dari Pak Bill selaku guru yang mengiringi paduan suara dan vokal grup dengan alunan keyboardnya.

Matahari semakin terik, gue yang berdiri di barisan paling depan persis menghadap ke arah matahari pun jadi beberapa kali mengelap keringat di wajah. Satu persatu rangkaian acara upacara hari ini pun berjalan dengan lancar.

Kali ini giliran vokal grup yang bertugas untuk menyanyikan lagu wajib Indonesia Jaya dan lagu pilihan Symphoni Yang Indah oleh Once. Setelah itu dilanjutkan dengan dua lagu yang lain.

"Saat kau menari dengan tawa"

"Rasa terkesima mulai melebur dalam hati ini"

"Dan ku telah arungi luas semesta"

"Tapi tak ada yang mengalahkan indah parasmu"

Setelah selesai menyanyikan lagu Tersimpan di Hati by Eka Gustiwana. Lalu dilanjutkan lagu terakhir sekaligus penutup pada tampilan vokal grup kali ini.

"Everything has changed"

"It all happened for the reason"

Panas matahari semakin menjadi-jadi. Keringat di tubuh gue pun dengan derasnya terus mengalir. Pandangan gue berubah menjadi kunang-kunang. Tapi gue berusaha sekuat mungkin memberikan tampilan senyum terbaik.

"Down from the first stage"

"It isn't something we fought for"

Dada gue kembali sesak. Kaki juga rasanya lemas disertai kepala gue yang kian memberat.

"Never wanted this kind of pain"

"Turned myself so cold and hearthless"

"But one thing you should know"

Wingggg brukkkkk

Lalu semua suara tiba-tiba hilang hanya menyisakan kegelapan.

**

Gue membuka mata perlahan, lalu mengerjap sekali lagi. Memandangi ruangan putih tempat gue berbaring saat ini. Merasa mengenali tempat ini, gue pun jadi menghela nafas kasar.

"Udah bangun? Makan dulu deh, belum sarapan kan pasti? Kalau masih lemes istirahat disini aja dulu ngga papa, aku tinggal yaa..." ucap seorang petugas PMR

"He, tunggu bentar.. Siapa nama lo Marsha Mi--"

"Meisya"

"Nah itu maksud gue, lo ada liat temen-temen gue ngga pada kemana?" tanya gue

"Ngga tau, kamu daritadi sendirian"

"Hah? Serius? Kasian banget gue"

"Yaudah sana makan dulu"

ELDER [Complited] ✅Where stories live. Discover now