bab 22 - Naura; kesekian kalinya

7 3 0
                                    

Jatuh cinta itu ngga ada yang salah, kan manusiawi. Yang salah itu, udah berani jatuh cinta tapi ngga siap buat patah hati. Yang salah lagi, jatuh cinta sama gebetan temen sendiri. Aishh.

~HAPPY READING~

Now playing : Bagaimana Bisa - Jaz

[Naura Hildania Ayeesha]

Setelah menutup rapat pintu ruang guru, gue berjalan santai menuju ke kelas sendirian. Koridor tampak sepi karena memang masih jamnya kbm.

Eits, jangan mikir gue telat lalu kena hukuman lagi. Big no. Jadi, gue baru saja selesai bertemu dengan Pak Bill di kantor, tadi bareng sama Wildan dan Jessie juga, tapi mereka udah balik lebih awal.

Gue sengaja memanfaatkan momen ini untuk sekalian promosi kosmetik ke guru-guru di kantor. Ngga ada katalog, ponsel pun jadi. Lumayan juga, tadi dapat dua pelanggan.

Gue emang sengaja promosi kosmetik ke guru-guru saja. Bukan karena gengsi ngga mau promosi ke siswi lain, tapi karena anak sekolahan biasanya banyak yang ngutang, jadi gue males ngeladeninnya. Mending promosi ke guru-guru yang jelas-jelas udah punya penghasilan sendiri.

"Lo abis ngapain si? Kok lama bener"

Tanya Liana sesampainya gue di kelas. Gue hanya meliriknya sesaat, "Biasa, bisnis" jawab gue singkat

Liana hanya menganggukkan kepalanya sambil ber-oh ria. Lalu kembali menghadapkan badannya kedepan. Gue menghela nafas kasar sambil memandangi punggung Liana yang duduk di depan gue.

Ini sudah satu minggu sejak gue melihat Liana duduk di jok belakang motor milik Manar. Sejak seminggu itu juga, sepertinya hubungan mereka makin dekat.

Terlihat dari Manar yang belakangan ini sering ke kelas untuk menemui Liana. Juga kedekatan mereka yang sering terjalin saat latihan band bersama.

Biar bagaimana pun, Liana ngga salah sama sekali, Manar apalagi. Karena jatuh cinta kan emang ngga pernah salah. Yang salah justru diri gue sendiri, jatuh cinta sama gebetan temen sendiri.

Iya, gue akui gue jatuh cinta sama Manar.

Dulu, psikiater keluarga gue pernah bilang, "Kurva kesembuhan Hilda sudah meningkat dan cenderung stabil, tapi bukan berarti sudah sembuh secara total, segala hal-hal yang bisa membuat kamu teringat masa lalu, bisa saja membuat tubuhmu bereaksi kembali"

"Bukan hanya tentang Papa mu, kemungkinan paling besar juga datang saat kamu merasa jatuh cinta"

Karena ngga selamanya jatuh cinta bisa berakhir bahagia. Jatuh cinta juga kan, tentang kehilangan. Sesuatu yang membuat gue merasa terancam selama ini.

Waktu itu, Fery juga pernah bilang ke gue, "Kalo elo ngerasa sakit setiap ngeliat kedeketan mereka, itu berarti elo cemburu, dan itu tandanya elo suka sama dia, lo jatuh cinta"

"Terus gue harus gimana? Gue kan ngga mungkin terus-terusan nahan sakit gini, kalo tiba-tiba gue kambuh lagi gimana?"

"Lo cuma perlu kuatin hati elo aja, justru ini kesempatan bagus buat lo, selamanya kalo ketakutan ngga dilawan, pasti bakal terus nyerang elo kan? Itu makanya, lo harus ngerasa tertantang buat ngelawan itu semua, lo bisa Hil, lo cewek yang kuat"

"Gue... Takut..."

"It's oke, ada gue, Naufal, dan yang lain, lo ngga sendirian"

Kalo diingat-ingat kembali, ucapan Fery waktu itu emang ada benarnya. Ketakutan kalau ngga pernah dilawan, maka bakal terus menghantui kita. Lagian, yang ditakutkan belum tentu bakal kejadian kan?

ELDER [Complited] ✅Where stories live. Discover now