bab 3 - Manar

94 10 4
                                    

Jatuh cinta itu manusiawi. Yang ngga manusiawi itu, benci dan cinta diwaktu yang sama, dengan orang yang sama.

~COME ON~

Now playing : Benci Untuk Mencinta - Naif

[Manar Fuadi Rafsanjani]

Bel pergantian pelajaran telah dibunyikan sekitar tiga menit yang lalu. Koridor tampak cukup ramai kali ini. Banyak siswa yang berseliweran kesana kemari. Gue menghela nafas kasar. Dibawanya setumpuk buku siswa untuk dikumpulkan di meja Bu Rudji dikantor.

Lagi-lagi langkah gue terhalang karena koridor depan kantor dipenuhi oleh banyak siswa. Mereka tampak sedang menunggu giliran dapat sembako. Dan anehnya, kebanyakan adalah anak-anak cowok yang menunggu.

Emang ada apa di dalem?

Tanpa berniat untuk menanyakan kebingungan gue pada salah satu siswa, gue pun lebih memilih untuk bersikap cuek dan melanjutkan langkah menuju ke dalam.

"Complexion bb cream ini teksturnya kental tapi ringan banget di wajah Bu, terus gampang banget di blend di wajah kita, ini juga bisa menutupi kemerahan yang ada di sekitar hidung, dan yang paling penting bisa untuk menutupi kantung mata juga Bu" ucap seorang siswi yang tengah berdiri di depan meja Bu Rudji

"Oiya? Ini hasilnya nanti bakal jadi putih banget gitu kan?"

"Tenang aja ibu, cara pemakaiannya tuh tipis-tipis aja biar ngga terlalu pu--" ucap gadis itu terhenti ditengah kata

"Bu, saya mau ngumpulin tugas anak-anak" ucap gue memotong pembicaraan mereka

Pandangan Bu Rudji beralih menatap ke arah gue, "Kelas berapa ya Mas?" tanya nya

"Dua belas ips satu" jawab gue singkat

"Jadi gimana Bu, jadi pesen yang ini kan? Atau ibu mau yang sabun cuci mukanya aja?" tanya gadis itu lagi

Belum sempat bu Rudji menjawab, gue lebih dulu bersuara, "Dua anak ngga masuk, jadi belum mengumpulkan tugas, katanya besok bakal menyusul Bu"

"Parfumnya juga boleh banget nih Bu, ini baru aja restok barang kemaren, jadi masih banyak yang baru lhoo Bu"

Dasar keras kepala! Gadis itu masih saja bersikeras untuk mengambil hati bu Rudji sambil memperlihatkan katalog kosmetik nya.

"Tiga anak lagi belum selesai mengerjakan, katanya nanti bakal ngumpulin sendiri ke meja ibu" ucap gue lagi

Gadis itu mendengus kesal, memutar bola mata dengan malas saat melihat ke arah gue, "Bu jadi pe--"

"Udah udah, stop kalian!" ujar Bu Rudji akhirnya angkat suara

Melihat kelakuan dua muridnya yang terus menerus berdebat begini membuat kepalanya jadi berdenyut pusing.

"Masuk kelas saja kalian sana, ibu mau ngajar" ucap Bu Rudji dengan nada setengah kesal lalu meninggalkan keduanya begitu saja

Gue masih mematung ditempat. Begitu pun gadis tadi yang kini menatap Bu Rudji dengan tidak percaya. Sedetik setelahnya pandangannya beralih ke gue.

"Elo si, gue jadi kehilangan satu pelanggan kan!" kesalnya

Gue hanya mengidikkan kedua bahu santai, "Bukan urusan gue" jawab gue ketus

"Jelas urusan elo lah, elo yang bikin pelanggan gue jadi kabur"

Malas berdebat karena hal yang tidak penting, gue memilih balik badan dan meninggalkan gadis itu tanpa kata.

"Heh gue lagi ngomong sama elo ya!" ucap gadis itu terus mengejar langkah gue, "Elo tuh--" ucapnya berhenti di tengah kalimat

ELDER [Complited] ✅Where stories live. Discover now