bab 18 - Manar; dari sisi lain

4 3 0
                                    

Kadang yang terlihat penuh warna belum tentu hidupnya benar-benar ceria. Karena setiap orang pasti punya sisi gelapnya masing-masing. Entah dia ingin menyimpannya sendiri atau dibagikan pada orang lain.

~LET'S GO~

Now Playing : The One Only - Pamungkas

[Manar Fuadi Rafsanjani]

"Gimana nak Manar, enak?"

Gue mengangguk dengan cepat, "Mantep tante, ini si enak banget" jawab gue

Setelah acara masak-memasak selesai, kini gue dan tante Niken menikmati makan malam bersama.

"Syukur deh kalo kamu suka" ucap tante Niken

"Kapan-kapan deh, Manar belajar masak lagi sama tante, yang tadi itu seru banget loh tante" ucap gue

Tante Niken tersenyum singkat, "Pasti ini baru pertama kali kamu masak ya?" tanya tante Niken

"Hehehe Iya tante" jawab gue

"Gapapa namanya ju--" ucapan tante Niken berhenti di tengah kalimat

Brakkk

Sebuah suara gaduh membuat gue dan tante Niken sedikit tersentak. Gue mengikuti tante Niken yang berjalan menuju pintu depan.

"Yaampun... Naufal... Ini kenapa??" tanya tante Niken panik

Gue mengernyit, melihat Naufal menggendong tubuh Naura yang pingsan, nafasnya berderu kencang seperti manahan emosi.

Naura lalu diletakkan di sofa panjang ruang tamu. Gue yang melihatnya pun jadi semakin bingung tak mengerti, sebenarnya apa yang sedang terjadi?

"Gimana bisa? Kenapa Hilda pingsan?" tanya tante Niken yang sudah banjir air mata

"Ini semua gara-gara Tofik sialan! Harusnya tadi Hilda ngga perlu ketemu sama lelaki berengsek itu. Mah, Hilda masih belum pulih, dia berontak dan ketakutan..." ucap Naufal dengan penuh emosi

"Hilda.... Sayang.... Bangun nak..." tangis tante Niken semakin pecah

Gue lihat Naufal merasa begitu frustasi dan kacau. Lalu dia memilih pergi ke kamarnya, mungkin dia butuh waktu untuk sendiri.

"Tante.. Tante yang sabar ya.." ucap gue menenangkan

Gue ngga ngerti harus bersikap gimana. Gue juga ngga paham sama apa yang terjadi. Yang gue tau, ini masalah benar-benar berat dan serius. Gue ngga nyangka, orang seceria Naura punya masalah hidup seberat ini.

"Nak.. Tolong kamu jagain Hilda ya.. Tante.. Tante harus ngomong sama Naufal, tolong ya nak.." ucap tante Niken

Gue hanya mengangguk mengiyakan. Lalu tante Niken segera pergi ke kamar Naufal.

"Den, ini minyak kayu putihnya diusap-usapin di pelipis sama bagian lehernya, biar Minah ambilin minum dulu" ucap Minah sambil menyodorkan minyak kayu putih

Gue pun menerimanya dan mulai memijit bagian pelipis dan leher Naura.

"Lo kenapa si Ra, bangun dong, jangan bikin gue jadi khawatir gini" ucap gue bermonolog

Setengah jam telah berlalu, Naura tak kunjung membuka matanya. Membuat gue menghela nafas kasar, lalu menyandarkan diri di sofa.

Lamat-lamat gue memperhatikan Naura. Gue ngga tau masalah apa yang sedang dihadapinya. Tapi gue yakin, Naura pasti bisa melewati semua ini, dia cewek yang kuat.

"JANGAN, JANGAN MENDEKAT, PERGIII...."

Teriakan Naura membuat gue segera mendekat ke arahnya dengan cemas. Dia masih mengigau, kesadarannya belum pulih sepenuhnya.

ELDER [Complited] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang