bab 4 - Naura

76 8 1
                                    

an : hargai penulisnya dengan cara vks (vote komen n share) yaa! pembaca yang punya akhlak pasti udah pinter harus ngapain.

-------------

Semua cowok pasti bakal berengsek pada waktunya. Kalau ngga, mungkin belum.

~LET'S GO~

[Naura Hildania Ayeesha]

Siang ini lapangan tengah diisi oleh cogan-cogan kelas dua belas yang lagi tanding basket. Meski terik matahari terasa sangat menyengat, tapi sama sekali tidak mengurangi semangat mereka untuk tetap bermain.

"E EH EH ADUH JANGAN MAIN KASAR DONG!"

"TEMBAK LANGSUNG KAK TEMBAK"

"YAH GAGAL, PADAHAL DIKIT LAGI TADI"

"WOHOOOO KEREN BANGETTTT"

Suara berisik disebelah gue bersumber dari mulut Liana. Gadis itu dengan khusyuknya terus menonton dan menikmati pertandingan basket di lapangan.

"Ih mulutt lo terbuat dari toa mesjid ya!"

"Berisikk tauu"

"Eh sumpah kuping gue sakit lama-lama deket elo"

"Yaampun kayaknya gue harus ke klinik abis ini deh"

"Kecilin suara lo dikit bisa ngga si"

Dan suara protes barusan adalah suara milik Ima yang duduk di sisi Liana yang lain. Gadis itu jelas merasa sangat terganggu dengan teriakan super dari mulut Liana.

Banyak juga teriakan-teriakan lain yang saling bersahutan satu sama lain. Di atas kursi panjang yang letaknya di depan kelas sebelas ipa satu ini gue duduk dengan tenang.

Kedua telinga gue sumpel dengan earphone yang mengalunkan lagu-lagu favorite gue dari ponsel. Sehingga gue ngga perlu mendengar teriakan-teriakan aneh yang berpotensi merusak gendang telinga gue.

Seperti saat ini, Liana dan Ima terus saja berdebat tidak penting. Gue hanya melirik sekilas sambil sibuk berkutat pada mie goreng cup yang tengah gue makan. Sedangkan tangan gue yang lain sibuk memainkan game cacing di ponsel Liana.

"Iihhh Imaa elo apaan si, kan gue tuh lagi memberikan semangat buat mereka para cogan-cogan SFS" ucap Liana

"Ya suara elo kecilin dikit jubaedahh, lama-lama sakit kuping gue" jawab Ima tak kalah ngototnya

Mereka berdua terus berdebat sampai dorong-dorongan segala. Hingga membuat lengan Liana tak sengaja menyenggol gue.

"HUAA PEDESS BANGETTTT" teriak gue tiba-tiba

Dengan panik gue mengipas-ngipaskan telapak tangan ke depan wajah gue. Detik berikutnya gue langsung meneguk minuman dingin untuk meredakan rasa pedas di mulut. Masa bodo dengan ponsel Liana yang menampilkan tulisan 'game over'.

Kedua manusia disebelah gue yang daritadi berdebat pun jadi menoleh sepenuhnya ke arah gue. Terutama Liana, dia menatap gue seakan sedang terkagum-kagum.

Plis Li, gue tau gue cantik, tapi sekarang gue lagi tersiksa karena kepedesan, bukannya nolongin kek, malah bengong doang!!

"Hil..." ucap Liana masih dengan muka cengo nya

"Sumpah njirr" lanjut gadis itu

"Apa sih? Lo ngga liat gue kepedesan gini?" jawab gue ketus

"Elo jadi pusat perhatian njir" ucap Ima to the point

Belum juga sempat membalas ucapan Ima, sebuah bola basket menggelinding ditanah dan berhenti persis di depan ujung sepatu gue.

Dan tak lama setelah itu, seorang cowok datang untuk memungut bola basket itu. Membuat gue mendongak, dan saat itu juga pandangan kami beradu.

ELDER [Complited] ✅Where stories live. Discover now