bab 31 - Manar; permintaan maaf

5 3 0
                                    

Gue ngga akan berhenti berusaha untuk meraih elo, karena kalau kata orang, cinta yang sulit diraih adalah cinta yang abadi.

~Happy Reading~

[Manar Fuadi Rafsanjani]

"Gimana perkembangan hubungan elo sama Naura? Udah ada progres baru?"

Gue melirik kearah Hazam. Pandangan cowok itu masih terfokus pada arah lapangan dimana anak kelas sebelas ipa satu sedang mengikuti mapel olahraga.

"Kepo lo dasar jomblo" umpat gue

"Dih emang lo apa kalo bukan jomblo?"

"Pokoknya satu tingkat lebih tinggi dari jomblo karena gue punya seseorang yang spesial di hidup gue, blee"

"Anjir ngeselin banget ni orang, gaya lo kayak punya gebetan aja, emang dia nganggep lo gitu?"

"Ya belum, tapi pasti. Karena gue tuh mau menikmati masa-masa pendekatan gue ke dia yang penuh perjuangan. Kan kata orang kalo cinta yang susah diraih adalah cinta yang abadi. Anjirr sok iye banget ngga tuh gue..."

"Muka-muka kayak elo ngga pantes ngomong gitu, liat noh.. semut yang lewat aja gumoh dengernya"

"Aishh, kamprett banget lo lama-lama, dah ah gue mau nemuin permaisuri duluu" ujar gue sambil berlalu dari samping Hazam menuju ke lantai bawah

Koridor nampak mulai ramai karena bertepatan sekali dengan bunyi bel pergantian pelajaran yang telah dibunyikan beberapa waktu lalu.

"Apaan si lo, gue duluan yang ngajak Ima" ucap Naura

"He, enak aja.. Gue duluan.. Yakan Ma?" eyel Liana

"Ha? Kenapa gue jadi bahan rebutan kalian gini si.. Gue mau dispen abis ini, jadi kalian sendiri-sendiri aja sana, gue ke ruang osis dulu, baiii" jawab Kharisma

Setelah Kharisma berlalu, gue menghampiri Naura dan Liana yang masih berdiri di tempat semula di pinggir lapangan.

"Ada yang mau ke kantin?" tanya gue

"Nah! Pas banget... Ayo kak.. Laper banget gue.." ucap Naura sambil menarik lengan gue segera menuju ke kantin

"He.. Gue juga ikutttt!!" teriak Liana menyusul

Suasana kantin yang siang itu tak begitu ramai membuat gue, Naura, dan Liana jadi langsung mendapatkan tempat duduk yang strategis.

"Katanya tadi ada yang mau ke ruang ganti dulu" ucap Naura terdengar seperti menyindir

"Katanya tadi ada yang bilang ngga mau makan maunya beli minum doang" jawab Liana juga ikutan menyindir

Gue yang berada di tengah-tengah pun jadi bingung tak mengerti. Beruntung pesanan kita datang, jadi lah gue tak perlu pusing-pusing untuk mendengarkan omongan keduanya.

"Bilangnya ngga mau makan karbo, ujung-ujungnya pesen mie ayam" ucap Naura memasukkan sesuap mie di mulutnya sambil melirik kearah Liana sinis

"Bilangnya ngga suka makan sambel, ngambilnya lima sendok" jawab Liana pun melakukan hal yang sama

"Katanya ngga suka sayur, tapi diembat juga ujung-ujungnya"

"Katanya ngga makan gorengan, ikutan pesen juga akhirnya"

Naura dan Liana terus saja berdebat dan saling menyindir satu sama lain. Membuat gue menghela nafas kasar tak habis pikir.

"Kata--"

"Stop!! Kenapa si kalian dari tadi berantem terus, makan yang bener jangan sambil ngomong bisa ngga?" kesal gue

"Dia duluan yang mulai" jawab Liana

ELDER [Complited] ✅Where stories live. Discover now