Chapter 23

1.6K 215 16
                                    

Pagi ini sang mentari masih setia menyinari bumi, sama seperti kesetiaanku mencintaimu yang takkan pernah lekang oleh waktu.

Sakura berangkat sekolah pagi-pagi sekali, takut kalau sampai telat lagi kayak kemarin. Dia juga udah sarapan. Soalnya dia tahu kalau pura-pura punya pacar padahal aslinya kagak itu butuh tenaga ekstra. Buktinya aja kemarin. Waktu Sakura nggak sarapan, trus siangnya dia pura-pura pacaran sama Sasuke di tengah lapangan. Langsung pingsan kan dia, padahal baru tiga kali percakapan loh.

Sakura berjalan menyusuri trotoar menuju sekolahnya dengan santai. Kebetulan banget sekolah tempat Sakura belajar itu berseberangan dengan sekolah lain, walaupun sekolah tersebut swasta. Jadi, kedua sekolah ini kaya musuhan gitu.

"Di SMA depan ini ada cogan kagak ya?" ucap Sakura sambil mengamati gerbang sekolah tetangga.

"Gue jadi pengen punya pacar," ucapnya.

Sakura malah ngelamun, sampai-sampai dia nggak sadar kalau ada Hinata dan Naruto.

"Sakuraa!" ucap Hinata sambil menepuk bahu Sakura.

"Lu pagi-pagi udah ngelamun aja. Awas kesambet," ucap Naruto.

Lamunannya buyar seketika gara-gara dua sejoli ini.

"Ck ganggu orang mikir aja," ucap Sakura sambil melirik Naruto tajam.

"Emang lu mikirin apa sih Ra?" tanya Hinata.

"Gue lagi mikir, kira-kira di SMA depan itu ada cogan kagak ya?"

"Kenapa mesti jauh-jauh di SMA depan sih Ra? Ini loh cogan," ucap Naruto dengan pd-nya sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Dih najis," ucap Sakura sambil berlalu meninggalkan Naruto dan Hinata.

"Lah gimana sih. Nat, aku cogan kan?" tanya Naruto pada Hinata sambil tersenyum bangga.

"Dih najis," ucap Hinata sambil tersenyum jahil, dan jangan lupakan pipinya yang sudah memerah.

Hinata kemudian berlari-lari kecil untuk mengejar Sakura yang sudah berada beberapa puluh langkah di depannya. Sedangkan Naruto hanya tersenyum kecil sambil mengacak rambutnya sendiri.

Hinata berjalan menjejeri langkah Sakura.

"Nat, elu tadi berangkat bareng sama Naruto?" tanya Sakura tiba-tiba.

"Iya. Emang kenapa?" tanya Hinata balik.

"Naik apa?" ucap Sakura yang lagi mode kepo

"Naik sepeda."

"Boncengan?"

"Ya enggak lah. Aku bawa sepeda sendiri, dia bawa sepeda sendiri."

Sakura mengangguk mengerti.

"Kenapa nggak naik bis sekolah aja?" tanya Sakura lagi.

"Nggak romantis dong," jawab Hinata sambil tersenyum lebar.

"Owh gitu ...," ucap Sakura sambil mengangguk.

Mereka berdua berjalan menuju kelas diselingi dengan candaan-candaan, di perjalanan mereka secara tidak sadar berpapasan dengan beberapa orang cewek.

"Eh sst. Itu loh cewek yang katanya pacaran sama Sasuke," ucap cewek berambut hitam panjang, Kin.

"Yang rambutnya pink kan?" sahut salah satu diantaranya, Sara.

"Iya."

"Yang bener aja cewek macem dia pacaran sama Sasuke. Lu nggak ngarang kan Kin?"

"Beneran, kemarin aja mereka berdua ke kantin bareng."

"Ck elu terima dia pacaran sama Sasuke?" ucap Sara sambilan menyenggol lengan gadis berambut merah pucat disampingnya.

"Ya nggak lah, gila aja," jawab gadis tersebut yang masih melihat kepergian Sakura dengan tatapan tajam.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

~jam istirahat

Sakura melipat tangannya di atas meja dan menidurkan kepalanya.

"Ra elu dari tadi kaya orang banyak pikiran kenapa sih?" tanya Ino.

"Kalau elu ada masalah itu cerita, jangan dipendam sendiri," ucap Hinata sambil mengusap punggung Sakura lembut.

"Iya Ra cerita aja. Gue sama Hinata bakal dengerin kok."

Sakura menghela nafas berat.

"Gua kenapa masih jomblo ya?" ucap Sakura dengan polosnya.

"Lah! Gua kirain kenapa Ra. Gue kira tadi elu ditinggal Bang Saso ke Akatsuki atau kena skors, ternyata elu dari tadi cuma mikirin itu?" ucap Ino heran.

"Ya namanya gue seumur-umur emang nggak pernah deket sama yang namanya cowok, selain Bang Saso sama Ayah. Atau kalau enggak sama Sai dan Naruto, itu pun karena kita setempat bimbel."

"Belum waktunya Ra. Malah biasanya yang paling lama bertahan sendiri dapetnya yang keren dan pinter," ucap Hinata.

"Masa iya?" tanya Sakura bosan.

"Tenang aja Ra, Tuhan itu sudah menciptakan segala sesuatu di dunia ini secara berpasang-pasangan. Buktinya aja sperma nggak pakai google maps, nggak bawa gps ketemu juga tuh sama sel telur," ucap Ino panjang lebar khas anak IPA.

"Lu nggak punya perumpamaan lain apa? DNA sama atom mungkin," ucap Hinata.

"Halah telat lu bilangnnya."

"Ck udah-udah," ucap Sakura lalu keluar dari kelas.

Sesampainya di luar kelas, ada Sasuke yang kebetulan melewati kelas Sakura.

"Kak Sasuke!" panggil Sakura, dan Sasuke pun berhenti.

"Kak Sasuke mau kemana?"

"Perpus."

"Ikut," ucap Sakura.

"Hn."

Sakura menghampiri Sasuke dan berjalan di sampingnya. Sepanjang jalan menuju perpustakaan, banyak pasang mata yang tertuju pada mereka berdua. Sangat jarang sekali Sasuke berjalan berdampingan dengan seorang cewek, tanpa merasa risih sedikit pun. Diam-diam banyak yang iri dengan Sakura, tak terkecuali tiga orang yang tadi pagi tidak sengaja berpapasan dengannya.

Hari itu kebetulan perpus sedang sepi, hanya ada satu penjaga perpustakaan dan lima orang siswa, termasuk mereka berdua. Sakura sebenarnya nggak niat cari buku, dia cuma pengen aja keluar dari kelas.

Ia mengikuti Sasuke yang sibuk mencari-cari buku yang tertata rapi di rak.

"Kak," ucap Sakura tiba-tiba.

"Hn?"

"Gimana rasanya punya pacar?"

Sasuke terkejut dengan pertanyaan Sakura. Ia menghentikan aktivitasnya sementara. Kenapa tiba-tiba Sakura tanya hal gituan sama dia?

☆Tbc☆
.
.
Sakura udah berada di batas kesabarannya dalam menjomblo :')
.
.
.
See you next time 😘

Salah Sambung حيث تعيش القصص. اكتشف الآن