9

1.3K 198 59
                                    

Halo, selamat malam minggu sendirian buat kamu yang jombs.... Haha

Oke, karena kerjaan lagi santuy dan yah, saya nulis dengan lancar, jadi saya cepet nih update-nya. Jaraknya kurang dari seminggu. Anggap aja penebusan setelah berbulan-bulan hiatus. Terus, mungkin sayanya juga udah kangen banget sama si Sam dan Luh ini.

Selamat menikmati, ya, Jombs *eh* Jangan lupa vote dan komen, biar Author terus semangat update.



Salam*


Follow IG saya: @sagirangisme untuk update foto  terbaru saya dan ada GA buku.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

9

SAM

SETELAH matiin komputer, gue beres-beres meja dan bergegas ke ruangan Irham atas inisiatif sendiri. Yah, biasanya kan dia yang manggil gue ke ruangannya untuk hal-hal yang sebenarnya nggak perlu banget. Minta benerin revisian skrip yang sebelumnya udah dia acc-lah. Minta benerin mouse yang nggak jalan, padahal sebenarnya tombolnya dalam keadaan off-lah. Dan hal-hal lain yang kayaknya lebih sering nggak masuk akal. Terlebih, kalau gue sama Kintani lagi ngobrol-ngobrol seru di meja, dia langsung melongok dari pintu ruangannya dan manggil gue.

"Masuk aja sesuka lo, ini bilik toilet umum!" sindir Irham begitu gue masuk tanpa ngetuk pintu dulu.

Gue berbalik, terus ngetuk pintu dari dalam. "Saya Samudra, Pak Irham, boleh saya masuk?" canda gue yang ditanggapi sahabat gue itu dengan dengusan. "Mau ke mana nih, Pak? Tumben tenggo? Biasanya juga nginep sini saking cintanya sama kantor."

Tanpa meduliin ejekan gue, Irham memasukkan iPad ke dalam tasnya, terus menatap gue. "Sejak kapan lo jadi kepo gini, Bule?"

"Sensi amat sih, Pak," goda gue lagi. "Cabut yuk ah, dah lama nih kita nggak nongkrong-nongkrong."

Kali ini Irham menghentikan aktivitasnya, terus menatap gue dengan kening mengernyit.

"Kenapa, lo udah kehilangan minat ya sama Luh, terus sadar dan berbalik ngikutin cara hidup gue?"

Maksudnya, ngencanin cewek gonta-ganti, gitu? Ogah gue mah. "Ini, kan, Jumat malem, Pak Bos, masa pulang terus bobo. Nggak asyik banget."

"Gue nggak bisa kalau sekarang. Mau balik ke rumah, nyokap minta dianterin ke Bandung besok subuh."

"Yakin, nyokap?" selidik gue, yang sebenarnya Irham nggak pernah berbohong. Kalau dia mau ketemu salah satu temen kencannya di Tinder, dia bakal bilang dan kalau misal permintaan gue lebih darurat, dia bakal cancel jadwal kencannya dan memilih gue.

"Bukan, Samudra, tapi nyokap dari anak-anak gue kelak.... Bah!"

Gue tahu itu olok-olokan dia buat gue, yang kalau ngobrolin Luh, gue memang jadi semenye-menye itu.

Jadi gue cuma nyengir nanggepin nyinyiran Irham barusan. Seberengsek-berengseknya sahabat gue ini sama cewek, tapi ada satu bagian yang patut gue banggakan dari dia. Sikap hormat kepada ibunya yang juara banget. Meskipun gue mohon-mohon, kalau soal ibunya, keputusan Irham harga mati.

Setelah itu kami keluar bareng dari ruangannya. Sewaktu melewati kubikel gue, Kintani muncul dengan mug di tangan yang mengepulkan aroma harum kopi.

Head Over Heels (Kisah Cinta Ironis Sam dan Luh)Where stories live. Discover now