6. Luh

4.5K 461 8
                                    


"Some memories are best forgotten."
-Memento-

NOW here I am....

Duduk di atas sofa yang menjadi spot favorit saat kami masih bersama; menghabiskan waktu dengan menonton koleksi film romance yang kupunya, dan Sam selalu rela memberikan dadanya untuk kepalaku bersandar; tempat dia membacakan serial detektif Sherlock Holmes yang digemarinya dengan gaya seorang narator yang cukup berhasil membuatku mengantuk, dan biasanya aku berselonjor serta tiduran di atas bantal kecil di pangkuannya; atau, tempat dia biasa tertidur dengan kepala yang menyandar lelah pada bahu sofa setelah cape mendongeng, dan aku yang iseng pernah menggambar wajahnya dengan lipstik dan pensil alis, menambahkan kumis palsu atau apa pun yang membuat dia berteriak kaget saat bercermin di kamar mandi, lalu keluar sambil misuh-misuh dan mulai mengejarku yang terus berlari, berusaha menyelamatkan diri seperti dalam salah satu adegan serial kartun Tom & Jerry.

Pernah juga, ketika mood-nya sedang buruk, setelah aku berhasil melukis wajahnya seperti Joker, dia keluar dari kamar mandi dengan memasang tampang cemberut, lalu bicara dengan nada dingin, "Besok aku beliin kamu alat lukis, ya, Luh. Kayaknya kamu ada ambisi terpendam buat jadi pelukis terkenal." Kalau misal sudah main sindir-sindiran seperti itu, aku akan membuatkan dia segelas mochacinno panas yang mana itu merupakan minuman kesukannya, kemudian mendekatinya, memeluknya dari belakang dan berbisik, "Maafin aku ya, Sam. Nggak lagi deh aku kayak begitu." After that, our day is going very well.

Hari-hari yang kami lewati sesederhana dan sebahagia itu. Tapi coba lihat sekarang...

Aku terduduk di sofa yang sama seorang diri, menatap kosong layar televisi yang menanangkan kembali beberapa film yang pernah kami tonton bersama. Mengunyah potongan piza sisa kemarin yang keras dan sama sekali nggak ada enak-enaknya. Mengendus tempat yang biasa Sam duduki, yang aku membayangkan keberadaannya melalui aroma cokelat yang bercampur dengan bau tubuhnya yang sudah tidak lagi tercium. Masih setia berlama-lama diam di tempat biasa laki-laki yang—meminjam istilah yang Annet pakai—telah kusia-siakan itu melontarkan lelucon garing, juga pernyataan-pernyataan ajaibnya tentang hidup.

Sekarang sudah hampir setengah tahun berlalu tanpa mengetahui sedikit pun kabar tentang Sam, dan aku masih setia melakukan itu—meratapi keputusanku—like a freak slut. Sekarang aku merasa bebas untuk kalian hakimi sesuka kalian.

Bagian terburuk dari semua itu adalah saat mengetahui media chat dan semua jejaring sosial miliknya sudah tidak aktif. Hampir setiap waktu aku mengecek pembaruan Blackberry Messenger  yang tidak pernah ada satu pun statusnya muncul—dia masih memakai gambar papan lalu lintas bertuliskan "End?" sebagai DP dan PM bertuliskan, "Fucking days without her". Akun twitter miliknya nyaris tidak pernah terkunjungi, selain mention-an foto dari akun Rikas yang berisi aktivitas dia bersama teman-temannya di akhir pekan. Sisanya, Sam tidak meninggalkan satu pun kicauan setelah hari aku memutuskannya.

Aku tidak berharap dalam jejaring sosialnya itu dia menuliskan sesuatu tentangku; meratapi kesendiriannya misalnya, atau membicarakan kebersamaan kami di masa lalu. Tapi—

—oke, sebenarnya aku sedikit berharap. Tapi yang sebenarnya kuharapkan adalah mengetahui bahwa sekarang dia baik-baik saja. Maksudku, dia tidak sekacau diriku sekarang—bagiku itu sudah lebih dari sekadar cukup.

Sementara kenyataan lain yang harus kuhadapi dalam masa-masa "meratapi keputusan bodohku" ini adalah, hampir setiap kali aku bercerita kepada Annet, sahabat tercinta sekaligus orang yang selalu menganggap enteng masalahku ini, selalu menyarankan agar aku mendatangi langsung rumah kontrakan Sam, bicara dari hati ke hati dengannya.

Dan tentu saja aku menolaknya mentah-mentah.

Males banget kalau harus berurusan dengan kedua sahabat Sam yang judgemental itu. Alih-alih bersikap sebagai seorang teman, Irham dan Rikas seringnya malah terlihat seperti seorang bodyguard untuk Sam. Keduanya akan melakukan apa pun agar sahabatnya itu tidak terluka. Termasuk, mereka akan menginterogasiku dan meminta agar aku tidak lagi menemui Sam dengan alasan "untuk kebaikan bersama".

Head Over Heels (Kisah Cinta Ironis Sam dan Luh)Where stories live. Discover now