PART 30.

387K 12.9K 578
                                    

Selamat Membaca!
. . .

Dum. Dum. Dum.

Suara dentuman musik disuatu club malam itu tidak menganggu Ferel yang sedang frustasi. Sahabatnya Adit hanya menghela nafas panjang melihat Ferel yang sudah keberapa kalinya meminum minuman berakohol itu.

"Broo.. gue tau lo frustasi. Tapi gagini juga! Lo udah mau mabok, jangan nyiksa diri sendiri." ucap Adit setengah berteriak namun Ferel hanya diam tak menghiraukan.

"Gue benci dia." gumam Ferel dingin.

"Gue tau. Gue bilang juga apa! Dia bukan cewe baik-baik.." jelas Adit.

"Aurel.." lirih Ferel.

"Ha? Lo bilang apaan?" tanya Adit karena tak mendengar suara Ferel yang terlalu kecil.

"Gue mau balik.." ucap Ferel berdiri dari duduknya dan langsung terjatuh kembali.

"Gue anter! Lo lagi mabok bego.." ketus Adit lalu mengantarkan Ferel menuju rumahnya.

Sedangkan disatu sisi ntah kenapa hati Aurel merasa tak enak. Tiba-tiba ia mencemaskan Ferel. Ferel sampai sekarang belum pulang padahal jarum jam sudah menunjuk keangka dua. Aurel takut Ferel kenapa-kenapa. Tiba-tiba Aurel mendengar suara bel dari arah pintu utama, segera ia berlari kecil dengan berharap itu adalah Ferel yang datang dengan keadaan baik-baik saja.

"Adit, Ferel.."vujar Aurel menghentikan ucapannya kala melihat Adit tengah membopong Ferel yang sepertinya tengah tak sadarkan diri itu.

"Saya boleh masuk?" tanya Adit.

Aurel mengangguk cepat dan membiarkan Adit membawa Ferel kekamarnya. Sedangkan Aurel langsung menuju dapur mengambil air hangat untuk Ferel.

"Ferel kenapa bisa sampai mabuk gini?" tanya Aurel pada Adit ketika sampai dikamar Ferel.

"Karena Bianca.."

"Bianca? Emang Bianca kenapa?" bingung Aurel.

"Kamu tanya sendiri nanti sama Ferel, saya gaberhak buat jawab. Kalau begitu saya pamit pulang dulu, jaga sahabat saya yah.." ujar Adit seraya tersenyum singkat sebelum akhirnya pergi meninggalkan rasa penasaran dihati Aurel.

Aurel lalu membersihkan badan Ferel yang mengeluarkan keringat dingin itu dengan air. Dahi Ferel panas membuat Aurel mengompres kepalanya dengan handuk kecil yang basah dengan air hangat. Ia juga mengganti pakaian Ferel dengan telaten, hanya atasan saja. Awalnya Aurel ragu namun kemudian ia yakin karena Aurel mengingat jika sampai saat ini Ferel masih berstatus menjadi suaminya.

Ketika selesai Aurel membereskan semuanya. Beberapa kali juga Aurel mengganti kompresannya. Ia bernafas lega kala panas dikening Ferel sudah tak terasa. Berarti demam yang sempat menyerang Ferel perlahan menghilang. Niatnya Aurel ingin kembali kekamarnya, tapi baru berdiri dari samping ranjang Ferel sudah menggenggam tangannya membuat Aurel terlonjat kaget dan menatap Ferel dengan pandangan bertanya.

"Jangan kemana-mana.."

Aurel sempat heran. Ia kira Ferel sudah terlelap, ternyata tidak. Aurel bertambah bingung kala melihat Ferel menepuk-nepuk tempat tidur yang ada disampingnya. Apa maksudnya? Batin Aurel.

"Sini," ucap Ferel dengan suara lemah.

Tapi Aurel masih bergeming. Memandang Ferel dengan bingung dan sedikit ragu.

"Aurel.. ayo sini." ujar Ferel lagi.

Akhirnya Aurel mengalah dan ikut berbaring disamping Ferel. Perlahan Aurel bisa merasakan kehangatan saat tubuh Ferel memeluknya, memberikan kehangatan ditubuhnya, mengusap kepalanya dengan lembut dan sesekali mencium puncak kepalanya. Aurel hanya diam merasakan itu semua. Sangat nyaman dan Aurel tidak memperdulikan keanehan sikap Ferel sekarang.

Ferel yang memang tidak sepenuhnya sadarkan diri tiba-tiba menyentuh bibir ranum Aurel. Mengelus lembut pipinya dan matanya. Ia perlahan bisa merasakan kembali cumbuan itu dari Aurel setelah beberapa saat. Ferel tak akan membiarkan bibir yang telah dirasanya itu dirasakan orang lain juga.

Sedangkan Aurel sekarang sadar bahwa ini semua tidak benar. Ia bisa melihat kabut gairah dari tatapan mata Ferel. Aurel merasakan ada yang tidak beres sekarang. Ferelnya mencoba menciumnya lagi dan lagi. Aurel yang memang sepenuhnya sadarkan diri merasa terbuai dengan ciuman itu, ia ingin menolak tapi Ferel memaksanya. Memaksanya dan terus menyentuh dirinya. Aurel sudah ketakutan setengah mati sekarang, ia menghembuskan nafasnya tidak beraturan kala Ferel melepaskan ciumannya. Hatinya mulai risau saat Ferel berhasil melepaskan pakaian atasannya.

"Ferel jangan.." ujar Aurel mencoba mendorong Ferel dari atasnya.

Tapi nihil tenaga Ferel lebih kuat dibandingkan Aurel. Aurel mencoba menolak dengan keras tapi percuma Ferel masih dibawah pengaruh minuman sial itu. Aurel mulai menitihkan air matanya, ia tidak mungkin berteriak meminta tolong sekarang. Ini tengah malam dan orang rumah pasti sedang tidur. Jika ia meminta tolongpun sudah pasti orang akan mengatainya gila, bagaimana tidak? Ferel yang melakukannya dan Ferel adalah suaminya. Tapi sekali lagi ia tidak mau melakukan hubungan itu! Diantara mereka belum ada cinta. Hanya Aurel yang mencintai Ferel, tidak dengan Ferel. Aurel tidak mau kesulitan dalam menjalani masa depannya, Ferel sudah pasti akan menceraikannya dan bagaimana nasibnya jika ia sampai mengandung anak Ferel? Pikir Aurel.

"FEREL STOP!! Ini gabener hikss.." teriak Aurel mencoba memberontak namun tak dihiraukan oleh Ferel yang tengah asik menikmati bagian atas tubuhnya.

"Ferel hiks.. aku gamau." kata Aurel melemah saat semua pakaiannya hampir terlepas.

"Diam, ini akan nikmat." ucap Ferel disela mencium leher jenjangnya.

"Kamu gasadarkan diri Ferel!! Jadi tolong lepasin aku hikss.." mohon Aurel yang sangat berharap akan belas kasih dari Ferel saat ini.

Tapi semuanya sudah terlambat.

Aurel tidak bisa mengelak lagi saat mereka akan sepenuhnya menjadi satu. Malam itu, malam yang takan pernah terlupakan dibenak Aurel. Malam pertama dan terakhir setelah ini. Mereka akan berpisah dan Ferel memberikan sebuah kenangan yang tak mungkin Aurel lupakan sampai kapan pun. Sebuah kejutan dan bekas yang takan pernah hilang. Ntah bagimana ia akan menjalani kisah selanjutnya, Aurel tidak tahu.

Sekarang Aurel hanya berdoa dalam hati semoga tidak ada benih cinta didalam dirinya yang mengakibatkan Ferel akan membencinya lagi dan mempersulit perceraiannya nanti.

- - - - - -

Jeng! Jeng!

Beberapa part sudah dihapus untuk kepentingan penerbitan.

Bagi yang baru baca atau bahkan penasaran sama cerita ini, jangan lupa nabung yah! Akan ada versi cetaknya nanti dan masih dalam proses penerbitan.

Ayo nabung mulai dari sekarang!

Jangan sampe ketinggalan info-info selanjutnya yah, pantengin terus kabar terbaru yang akan Author beritahu.

See you next time!

Terimakasih.

My Husband Is Devil √ [SUDAH TERBIT]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ