"Oh iyah mana mungkin bos kaya lo tau rumah karyawan. Biar gue tanya Viona aja soal Aurel, sekalian minta biodatanya buat gue lamar.." jelas Adit seraya tertawa kecil.

"Gue tau."

Adit menghentikan tawanya kala mendengar ucapan Ferel. Ia menatap tak percaya pada sahabatnya itu. Benarkan seorang direktur perusahaan sampai mau tau rumah karyawan biasa seperti Aurel? Pikir Adit.

"Lo lagi gabercandakan?" tanya Adit meyakinkan.

"Ngga."

"Terus dimana rumahnya?"

"Lo mau liat istri gue?" tanya Ferel yang langsung mengalihkan topik pembicaraannya.

Adit mengerutkan keningnya bingung. Ferel belum menjawab pertanyaannya, kenapa jadi balik bertanya? Namun sedetik kemudian ia mengangguk antusias. Jelas, Adit sangat ingin tau bagaimana sosok istri seorang Ferel.

"Jelas mau dong.. mana? Lo ada fotonya?" kata Adit dengan berbinar.

Ferel menggelengkan kepalanya.

"Terus gimana, lo mau gue ketemu langsung sama istri lo gitu?"

"Lo udah liat dia barusan." jelas Ferel masih dengan wajah datarnya.

"Maksudnya? Gue gangerti.." bingung Adit yang semakin penasaran dengan ucapan Ferel barusan dan masih belum menyadari arti ucapan Ferel.

"Aurel, cewe tadi istri gue. Dan kalau lo mau tau rumahnya, tinggal dateng aja ke alamat rumah gue."

Deg!

Adit membeku ditempatnya. Ia manatap Ferel tidak percaya, mencari kebohongan didalam mata Ferel. Namun sayangnya tak ada, Ferel benar-benar serius dengan ucapannya. Walaupun begitu Adit tetap tak percaya, Ferel memang selalu memasang mimik seriusnya jika sudah mengobrol dengannya.

Adit tertawa pelan seraya menepuk pundak Ferel beberapa kali. Dirinya masih tak percaya soal itu, tidak mungkin Ferel memiliki istri seperti Aurel. Adit tau Aurel bukan tipe wanita idaman Ferel.

"Gue gapercaya man.." ucap Adit seraya terkekeh pelan.

"Terserah lo. Tapi gue udah pernah bilang kalau istri gue kerja disini, dan dia barusan ngundurin diri." kata Ferel dingin.

"Dan lebih tepatnya lo salah udah tertarik apalagi suka sama dia.." sambung Ferel.

Bagaikan petir disiang bolong, Adit membeku seraya menelan salivanya. Kali ini Adit percaya dengan ucapan Ferel. Tapi bagaimana dengan nasib hatinya yang sudah terlanjur terpesona pada sosok Aurel? Batin Adit.

ooOoo

Aurel keluar kantor Ferel setelah berpamitan pada mas Anton dan mbak Kinan. Ia menghela nafas panjang, pikiran Aurel ntah kemana beberapa jam yang lalu. Rasanya Aurel ingin menenangkan pikirannya dulu untuk hari ini. Jadi Aurel lebih memilih menuju salah satu cafe didekat kantor dulunya.

"Saya mau cokolate banana satu mbak.." pesan Aurel yang hanya diangguki oleh pelayan sebelum akhirnya pergi.

Aurel memandang jalanan yang ramai akan kendaraan umum yang melintas dan bisa terlihat lewat kaca transparan yang ada disampingnya itu. Tak berselang lama pesanannyapun datang. Tapi itu hanya beberapa detik, setelahnya Aurel kembali lagi melihat jalanan yang tidak terlalu panas disiang ini.

"Hanny, Baby, Sweetie, kamu disini?"

Aurel menoleh kesamping kiri dan menemukan wajah tampan seseorang yang tadi memanggilnya dengan panggilan mengerikan menurut Aurel.

My Husband Is Devil √ [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now