Part 66

1.9K 135 35
                                    

Tanpa basa basi, Al langsung berlari mengejar Raya yang tengah berlari menuju ruang ICU.

"Raya!" Panggil Al menghentikannya.

Raya pun terhenti. Seketika ia kembali tersadar dan mengingat Bahwa sekarang ia bukan siapa-siapa Mondy lagi. Ia sekarang adalah istri Al.

Al pun melangkahkan kakinya menghampiri Raya.
"Gausah lari lari bisa gak?"

Raya sedikit terkejut mendengar pertanyaan Al. "Em, iya maaf. Aku,, cuma--" tanpa sempat menyelesaikan ucapannya, Al menarik tangan Raya dan membawanya menuju ruang ICU.

Raya sendiri terkejut sekaligus bingung dengannya. Bingung dengan sikap Al ini.
Dari belakang, Reva dan Karin pun mengikuti mereka.

Mereka pun sampai di depan ruang ICU.
Kebetulan, dokter baru saja keluar dari sana. Lantas mereka pun menghampiri mereka.

"Dokter,, apa terjadi sesuatu sama Mondy?" Tanya Karin panik.

"Pasien telah berhasil melalui masa kritisnya. Kami akan segera memindahkan pasien ke ruang perawatan untuk memulihkan keadaannya" jawab dokter.

Mendengar itu tentu saja membuat mereka bernafas lega.

"Demi kenyamanan pasien, Sebaiknya kita menunggu beberapa saat lagi untuk kalian bisa menemui pasien" ujar dokter.
"Kalau begitu saya permisi" sambung dokter itu.

"Iya, dokter. Terima kasih" jawab Karin. Lantas dokter itupun pergi dari sana.

"Emm,, apa Mondy yang dimaksud itu, Mondy teman Megan?" Tanya Raka.

"Iya" jawab Reva setelah diam sejenak.

Al melihat wajah Raya. Menatapnya. Melihat ekspresinya. Raya terlihat begitu sedih. Namun Al mengerti.

Tentu saja. Seharusnya Raya berbahagia ia sudah bisa melihat kembali. Namun, itu tak bisa membuatnya tersenyum lagi. Setelah tahu, siapa yang mendonorkan matanya. Ditambah, Raya baru saja mengetahui Mondy kecelakaan.

Tak lama kemudian, muncullah sepasang suami istri yang berlari menghampiri mereka dengan wajah cemas.

"Karin, Reva. Mondy dimana? Gimana keadaan dia?" Tanya wanita yang tak lain adalah Mama Mondy sendiri.

"Tante, Om. Kalian udah pulang? Em, sebentar lagi Mondy dipindahkan ke ruang perawatan" jawab Reva.

"Kita baru saja sampai di bandara. Tapi Begitu mendengar kabar Mondy kecelakaan, kita langsung kesini" ujar Papa Mondy.

Raya diam sambil menatap orang tua Mondy. Jujur, ia ingin sekali berteriak sambil menangis sekeras kerasnya. Mengingat takdir yang tak diinginkan seperti ini malah terjadi.

Raya menatap Mama Mondy. Ia ingin mengucapkan maaf, dan memeluknya sekali aja. Namun,,,

"M--"

"Viola? Viola dimana?" Tanya Mama Mondy pada Reva dengan cemas juga.

Baru saja Raya membuka mulutnya, Mama Mondy sudah melontarkan pertanyaannya pada Reva. Ada apa ini? Bahkan Mama Mondy tak menatap Raya sedikitpun.

"Vio,, lagi sama tante Fera ketemu sama dokter" jawab Reva.

"Karin,, cari Vio dulu" pamit Karin.

"Iya. Kamu cari dia. Kita juga mau ketemu sama Viola" ucap Papa Mondy.

Lantas, Karin pun pergi dari sana.
Mama Mondy masih terlihat cemas.
Membuat Raya ingin menenangkannya.
Raya pun mulai melangkahkan kakinya mendekati Mama Mondy.

"Emm,, Mondy--"

"Ah, Mondy"

Baru saja Raya ingin berbicara, keluarlah Mondy yang terbaring diatas brankar dengan didorong beberapa suster. Membuat fokus Mama Mondy teralihkan.

Love Comes Too Late [TAMAT]Where stories live. Discover now