Part 44

1.1K 156 18
                                    

Mondy berlari mencari ruangan dimana Raya berada. Sampai akhirnya ia menemukan ibu mertuanya yang tengah menunggu dengan wajah cemas.

"Mah. Raya gimana?" Tanya Mondy.

"Kamu dari mana aja sih,Mon? Raya masih didalam" jawab Mama Raya.

"Maaf,Mah. Mondy abis--"

"Aaaa"

Ucapan Mondy terhenti ketika ia mendengar suara Raya yang berteriak kesakitan.

Tanpa menunggu aba-aba, Mondy berlari masuk ke dalam ruang bersalin.

"Mondy!" Panggil Mama Raya namun Mondy tak mempedulikannya.

Mondy terdiam kaget saat ia melihat istrinya tengah berusaha melahirkan buah hati mereka.

"Maaf,Mas. Mas tunggu diluar saja" ucap salah satu suster itu sambil berusaha mendorong Mondy keluar.

Namun Mondy juga tak mempedulikannya. Ia segera berlari menghampiri Raya lalu menggenggam tangan istrinya.

"Raya.."

"Mon.. dy... sakiitt" ucap Raya sambil kesakitan.

"Ray maaf. Maaf" ucap Mondy tepat ditelinga Raya.

"Ayo Mbak ikuti saya ya mbak. Tarik nafas lalu keluarkan" ucap suster.

Raya menggeleng. Sakitnya sudah semakin menjadi. Membuat Raya tidak kuat.

"Ayo Mbak.. tarik nafas lalu dorong Mbak" ucap dokter.

"Nggak... sakiitt.."

"Nggak,Ray. Please. Demi anak kita. Kamu pasti bisa. Aku yakin" bisik Mondy ditelinga Raya. Tangan Mondy menggenggam erat tangan Raya. Mondy seperti tak tega melihat Raya yang kesakitan seperti ini.

"Ayo mbak.. mbak pasti bisa. Tarik nafas lalu dorong dengan kuat" ucap dokter.

"Aaaagggh..."

Raya mencoba sekuat tenaga mendorongnya.

"Ayo mbak,, tarik nafas pelan pelan, lalu dorong. Mbak pasti bisa" ucap dokter.

"Argghhh.. huh! Huh! Huh!"

"Ayo,Ray. Aku tau kamu pasti bisa" ucap Mondy.

Raya menggelengkan kepalanya "Sakiitt,Mon" ucap Raya.

"Nggak. aku yakin kamu bisa. Kamu bisa,Ray" ucap Mondy. Mata Mondy mulai berkaca kaca melihat Raya yang kesakitan seperti ini. Raya pun menggenggam tangan Mondy dan mencoba kembali.

"Aaaaaghhh..."

"Iya. Terus dorong Mbak. Kepala bayinya segera keluar. Ayo Mbak.."

"ARGGHHH!!!" Raya berteriak ketika merasakan kontraksi diperutnya.

"Ayo,Ray. Sedikit lagi. Kamu bisa" ucap Mondy.

"Arrrghhhh..!!"

"Terus mbak. Sedikit lagi"

"Nggak... ini.. sakiiitt.. Arrrghhhh.."

"Sedikit lagi.. sedikit lagi"

"ARGHHHHH....!!!"

Seketika suara tangisan bayi pun terdengar nyaring di ruangan itu. Membuat semua orang lega mendengarnya.

"Selamat, bayi kalian perempuan" ucap dokter.

Mondy tersenyum bahagia. Lalu ia melihat pada Raya. "Ray. Anak kita" ucap Mondy.

Raya masih terlihat ngos-ngosan dengan keringat yang membasahi wajahnya Akhirnya Raya tersenyum. Sebelum akhirnya ia menutup matanya.

Love Comes Too Late [TAMAT]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora