Part 62

1.1K 142 39
                                    

"Maafin ayah ya. Kita... Kita pulang sekarang ya" ucap Mondy.

"Iya Ayah. Gak papa" jawab Viola.

"Yaudah. Vio duluan masuk mobil ya. Nanti Ayah nyusul. Ayah mau buang sampah sisa makanan kita" ucap Mondy.

"Iya. Vio ke mobil duluan ya" ucap Viola. Viola pun berlari memasuki mobilnya.

Sementara Mondy, ia mulai mengumpulkan sampah bekasnya, lalu ia membuangnya ke tempat sampah.

Tes

Bersamaan dengan jatuhnya sampah itu, Mondy tiba-tiba meneteskan air matanya. Lagi-lagi ia menangis. Dan lagi-lagi karena Raya.

"Raya.." lirih Mondy.

Mondy pun semakin menangis. Ia meluapkan seluruh keluh kesahnya lewat tangisan itu. Rasanya Mondy lelah dengan semua ini. Ia ingin menyerah..

Mondy pun berusaha menghentikan tangisnya. Ia mencoba kembali tegar. Demi Viola. Mondy menghapus air matanya.

"Mondy..."

"Suara itu.." dengan segera Mondy membalikkan badannya.

Deg

Melihatnya Mondy tersenyum lega. "Ray.. aku tau kamu akan datang" ucap Mondy.

Raya melangkahkan kakinya mendekati Mondy dan,,,

Plakkk

Sebuah tamparan berhasil mendarat di pipi sebelah kiri Mondy. Mondy yang terkejut, langsung menatap Raya. Matanya,, Mata Raya terlihat berkaca-kaca.

"Ngapain lo masih disini?!"

Mondy diam tak menjawab.


"Kenapa?" Tanya Raya lagi.

"Aku nunggu kamu,Ray"

"Tapi.. kenapa lo gak marah? Padahal gue gak datang kan?"

"Karna,, aku--"

"Mondy lo udah disini selama 9 jam! Udah tau gue gak akan datang, kenapa lo gak pergi aja hah?"

"Tapi,, sekarang kamu datang kan?"

Raya diam. Matanya mulai meneteskan air mata namun ia tak menunjukkan bahwa ia menangis. Namun ia menunjukkan bahwa ia sedang marah.

"Cukup, Mon. Lo sendiri udah tau kan kalau gue gak akan kesini? Seharusnya lo pergi dari sini. Bukan nunggu gue seharian kayak gini" ucap Raya.

"Mondy. Gue di rumah malah santai santai sementara lo disini nunggu gue. Gue di rumah sementara lo disini kedinginan" ucap Raya.

"Gue perempuan yang buruk kan? Kalau gitu, lupain gue,Mon. Tolong,, tolong pilihlah perempuan lain" sambung Raya dengan memelankan nada kalimat terakhirnya.

"Lagi-lagi kata itu yang keluar. Ray. Kamu gak percaya? Aku cinta sama kamu, aku--"

"Kenapa? Kenapa lo bisa terus terang kayak gini? Gue sendiri gak bisa terus terang kayak lo,Mon" ucap Raya.

Raya kembali menangis kembali. Ia pun mengalihkan pandangannya tak ingin menatap Mondy. "Gue gak mau tau tentang kebenaran. Gue gak mau terluka.. dan gak mau terlihat menyedihkan" ucap Raya.

Mondy masih diam Membiarkan Raya berbicara.

"Karena itu gue melarikan diri.. gue takut makanya gue lari. Gue perempuan yang buruk kan? Gue,, gue,, gue benci diri gue sendiri"

Melihat Raya yang menangis dihadapannya, membuat Mondy tidak tega. Perempuan yang ia cinta kini menangis dihadapannya. Dengan segera Mondy langsung memeluk Raya.

Love Comes Too Late [TAMAT]Where stories live. Discover now