19 - Become a hero

2.3K 193 11
                                    

Ya tuhan...

Demi apapun, Dimas benar-benar panik saat ini, tak hentinya ia berdoa dalam hati untuk seseorang yang sedang berusaha ia gapai tubuhnya di bawah air. Sementara kepalanya sudah penuh dengan banyak hal negatif yang menakuti dirinya sendiri.

Bagaimana jika orang itu tewas?

Bagaimana jika Dimas yang di tuduh sebagai pelakunya?

Bagaimana jika Dimas yang di salahkan atas kematian orang itu?

Dan pertanyaan konyolnya, bagaimana jika..., jika arwah orang itu mengentayanginya seumur hidup?

Dimas sedang berusaha untuk menyelamatkan seorang yang mungkin akan tewas di depan mata kepalanya sendiri dalam beberapa waktu kedepab, membuat degup jantungnya menggila, bukan degup jatuh cinta atau semacamnya, melainkan degup yang merasa takut untuk menjadi orang pertama yang akan menyaksikan seseorang kehilangan nyawanya di gedung sekolah.

Dimas memejamkan matanya dengan erat, melawan segala fikiran negatif yang bergentayangan di kepalanya, lalu setelah kembali membuka mata di dalam air Dimas berhasil mengapai tubuh yang sudah lemas tak bergerak itu.

Matanya perih, tentu saja. Namun rasa perih itu hilang, lenyap, seakan tak pernah terasa sebelumnya, ketika ia mengenali sosok yang di peluknya saat ini.

Degup jantungnya lebih menggila dari sebelumnya.

'Queen? Astaga Queen!' Batinnya berteriak, tidak menduga.

Cepat-cepat, Dimas membawa tubuh itu ke permukaan kolam renang, lalu meletakan tubuh Queen di pinggir kolam sebelum ia juga ikut naik ke pinggiran kolam.

"Astaga Queen, kenapa bisa lo sih?" Paniknya, sambil ia menepuk-nepuk wajah Queen, berharap cewek itu tersadar.

Panik dan khawatir menjadi satu, Dimas berusaha mencari pertolongan di sekitar area gedung A, namun sama sekali tidak ada seorangpun yang terlihat.

Untung, di saat terdesak seperti ini, otak Dimas tidak selamban biasanya. Ia teringat akan ucapan guru olahraga renangnya saat memberikan teori.

Tanpa berlama-lama, ia melakukan pertolongan persis seperti apa yang di ingat. Dimas melakukan resusitasi jantung paru dengan menekan telapak tangan di bagian tengah dada Queen. Ia menekan dengan menggunakan dua tangan yang saling tumpang tindih, menekan dada Queen dengan hati-hati dengan rata kecepatan menekan sebanyak 30 kali dalam waktu sekitar 20 detik.

Setelah melakukan resusitasi jantung paru, Dimas memastikan jika dada Queen kembali ke posisi semula, lalu memeriksa cewek itu apakah sudah kembali bernafas.

Degup jantungnya tidak menggila seperti tadi lagi, ia menghela nafas lega, cewek yang berbaring lemah di depan matanya kini sudah kembali bernafas dengan perlahan dan mulai terbatuk ketika kembali pada kesadarannya.

Queen mengerjapkan matanya berkali-kali, ia masih terbatuk sambil memaksakan diri untuk terbangun dari posisinya yang terbaring di pinggiran kolam.

"Pelan-pelan." Ucap Dimas, membantu Queen agar cewek itu bisa dalam posisi duduk.

"Lo mending istirahat di UKS aja, nanti biar gue yang minta izin ke kelas lo."

Queen tidak langsung menjawab, setengah kesadarannya belum benar-benar kembali pulih, terlebih sekilas ingatannya sebelum tidak sadarkan diri di dalam air membuatnya berfikir akan mati tenggelam saat itu juga. Bersyukur Dimas datang menolongnya di waktu yang tepat.

Seharusnya, Queen mengucapkan terimakasih kepada orang yang menyelamatkan nyawanya. Namun cewek itu malah bungkam.

"Gimana? Lo mikir lama banget, kaya mau gue ajak nikah sekarang juga." Celetuk Dimas, yang ternyata menunggu persetujuan Queen untuk pergi ke UKS.

Princess SyndromeWhere stories live. Discover now