3 - Start the drama

4.9K 293 57
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi lima menit yang lalu, banyak siswa sudah beranjak dari dalam kelas menuju parkiran atau sekadar berkumpul bersama kelompok mereka untuk menghabiskan waktu berjam-jam bermain game di kantin.

Banyak kelas yang sudah kosong, tidak berbeda dengan keadaan kelas XIID saat ini. Hanya masih tertinggal beberapa siswa perempuan yang melanjutkan catatannya tentang materi pelajaran terakhir tadi.

Pak Timo—Guru matematika yang terkenal sangat baik hati dan jauh dari kesan killer seperti guru matematika kebanyakan, masih merapikan beberapa buku yang ia bawa untuk mengajar di dalam kelas XIID.

"Nak, tolong bantu bapak kembalikan buku-buku paket ini ke perpustakaan ya?" Panggil Pak Timo kepada cowok yang baru saja akan meninggalkan kelasnya.

Cowok itu merasa terpanggil, lalu ia menoleh ke arah Pak Timo, "Bapak manggil saya?" Tanya-nya sopan, dengan bibir yang menyunggingkan senyum kecil.

"Iya. Tolong bantu bapak untuk mengembalikan buku-buku paket ini ke perpustakaan ya."

Ia mengangguk singkat. Kedua tangannya yang besar langsung mengambil tumpukan buku paket itu tanpa keberatan sedikitpun.

Cowok itu membiarkan Pak Timo melangkah lebih dulu di depannya sementara ia mengikuti di belakang. Hingga Pak Timo mengambil langkah untuk berbelok ke sebelah kiri; letak ruang guru berada. Sementara ia terus melanjutkan langkahnya sampai di pojok lorong sebelah kanan agar sampai di perpustakaan.

Arga Prasaja nama lengkapnya. Biasa di panggil Arga oleh orang-orang yang mengenalnya. Jangan salah paham dengan Arga, cowok itu bisa berada di kelas XIID bukan karena otaknya yang bodoh, bukan juga karena perilakunya yang minus.

Arga bukan siswa seperti itu.

Arga adalah salah satu siswa terpintar dengan prestasi menggunung di sekolahnya. Banyak siswi yang menaruh minat padanya, hanya saja mereka memilih untuk menjadi pengagum rahasia Arga.

Berada di zona yang paling aman dan nyaman kata mereka yang menyukai Arga diam-diam.

Arga terlalu cuek pada ciptaan Tuhan yang berwujud 'perempuan'. Bukan karena memiliki masalalu yang kelam, namun lebih tepatnya Arga tidak ingin direpotkan dengan mahkluk super ribet tersebut, apa lagi jika sudah masalah hati, sedikit senyuman saja bisa diartikan yang tidak-tidak oleh mereka yang sangat berharap.

Arga ketinggalan untuk mengikuti dua tes seleksi masuk kelas unggulan, itulah yang menyebabkan ia berada di dalam kelas XIID bersama sahabatnya yang tidak sepintar dirinya.

"Ada abang ganteng diri disana, jalan-jalan sambil bawa buku. Wahai kamu yang disana, mau kemana membawa hatiku?" Dimas mengejar langkah Arga, lalu merangkul bahu cowok itu setelah berhasil menyamai langkahnya.

"Apaan sih? Homo lo." Kekeh Arga karena apa yang di ucapkan Dimas.

"Itu cuma pantun, bego. Katanya pinter..."

"Ya jangan ke guelah ngomongnya, terganggu telinga gue dengernya."

Dimas mengabaikan ucapan Arga. Kini matanya melihat tumpukan buku yang ada di tangan Arga, membuat cowok itu berdecak heran karena mau-maunya Arga diperbudak oleh orang yang tidak melahirkannya.

"Berat ga sih? mau gue bantu?" tawar Dimas dengan wajah seriusnya.

Arga tentu saja heran, masalahnya tidak seperti biasa Dimas akan perhatian dengan kesusahan yang sedang di alami orang lain, apa lagi sampai menawarkan bantuan. Seperti, ada yang aneh.

"Tumben?" Jawab Arga menaikan sebelah alisnya, mencari sesuatu yang salah dari sahabatnya.

"Denger, lo sahabat gue."

Princess Syndromeحيث تعيش القصص. اكتشف الآن