MENIKAH DENGAN INTEGRITAS

27.5K 374 19
                                    

PROLOG

Namanya Jerry Mardhika. Usianya baru 31 tahun. Dia selalu menghitung usia dan menentukan target pencapaian dalam hidupnya. Dan dia tidak suka dengan kegiatan menjilat ataupun di jilat.

Jerry menduduki posisi sebagai supervisor di bidang otomotif sudah cukup lama. Setelah lama bercokol di perusahaan ATPM ini. Ia bisa menduduki kursi itu bukan dengan hasil menjilat atau menyuap atau menikung rekan sendiri. Semuanya halal, dengan pengorbanan air mata, kebesaran hati, effort tinggi, tekad baja dan belajar berdiam diri dengan begitu kuatnya di saat sebetulnya ia ingin menghajar seseorang. Dan Jerry ingat perkataan seorang kepala cabang senior yang pernah menjadi atasannya,,, "Kalo kamu punya kualitas, kamu punya value tinggi. Kamu gak usah khawatir terkubur di tempat ini tanpa mendapat reward dari perusahaan. Tenang, orang berkualitas akan di cari oleh pekerjaan. Bukan dia yang cari pekerjaan lagi. Jadi jangan berlaku sembrono untuk ambil keputusan karena ego atau ngambek. Tunggulah waktu yang tepat. Semua itu ada waktunya... selama menunggu, poleslah diri kamu sebaik mungkin dengan hal-hal yang berkualitas..."

Kepala cabang bernama Alvian Brahmana itu telah membuka paradigmanya menjadi lebih dewasa dan lebih berbesar jiwa. Dan Alvian Brahmana pun sudah mendapatkan "waktu tepatnya". Beberapa bulan yang lalu, Alvian mengundang Jerry untuk silahturahmi perpisahan. Alvian mendapat tawaran di perusahaan lain dengan posisi lebih tinggi, pendapatan lebih besar, fasilitas yang lebih banyak dan tunjangan-tunjangan lainnya yang membuat Jerry geleng-geleng kepala ketika mendengarnya... Alvian selalu mengingatkannya tentang dua muka sisi pada uang logam,,, "Angka kamu boleh tinggi... angka itu bicara soal skill... tapi di satu sisi lainnya, adalah gambar wajah... yang artinya citra diri kamu atau attitude kamu... kalo gak diimbangi dengan attitude yang bagus,,, value kamu akan kurang. Begitupun sebaliknya. Dua muka sisi ini sama pentingnya, Jer... Prinsipnya, jadilah pekerja yang menghasilkan... plus,,, menyenangkan. Bukan berarti menjilat. Orang-orang penjilat pada dasarnya gak bisa kerja. Selain... ya, itu... menjilat. Dia hidup dari hasil jilatan lidahnya, bukan kerja benernya. Pimpinan juga manusia. Kalo kamu berprestasi, kamu dapet satu piala. Tambah,,, kalo kamu menyenangkan, kamu bisa dapet dua piala, baik dari pimpinan maupun rekan-rekan kerja. Piala kedua itu bisa jadi adalah pemberian cuma-cuma. Dan piala kedua itu sebetulnya bisa kamu dapetin dari siapapun. Meski,,, kita gak boleh pamrih. Kita hanya pantas mengharapkan upah kita yang sesuai kesepakatan di saat kita mau dan di terima untuk bekerja di suatu perusahaan. Effort ekstra yang kamu keluarkan untuk perusahaan adalah resiko pekerjaan. Di mana-mana sama aja, kok... kamu harus kasih alasan kenapa perusahaan harus mempertahankan kamu... barulah,,, kamu akan dipercayakan hal yang lebih besar..."

Bagi Jerry, setelah sepeninggalan Alvian dan beberapa kepala cabang senior lainnya yang telah begitu berjasa mendidik dan membentuknya hingga sekarang ini,,, bekerja adalah menghasilkan buah. Harapan selalu berada di dalam lingkungan kerja yang kondusif atau mendapat pekerjaan tanpa hambatan dan masalah, atau bahkan mendapatkan pimpinan yang selalu memahaminya... hanyalah sikap kekanak-kanakan. Jerry terus mengasah dirinya untuk bekerja dengan profesional. Bekerja secara sistematis sesuai sistem yang diterapkan perusahaan, baik secara garis struktur kepemimpinan mau pun peraturan. plus... gaya hidup kreatif dalam menyelesaikan semua permasalahannya.

Jerry di kenal dengan nama yang baik dan harum. Meski dengan fakta, lebih banyak yang tidak menyukainya dibandingkan yang menyukainya. Karena lebih banyak orang yang iri ketimbang orang yang selalu punya paradigma positif tentang segala aksi Jerry yang memang hanyalah sebatas manusia biasa. Mungkin masalah attitude. Jerry di kenal dengan warna "garis keras" dan pemberani. Ternyata, keberanian tanpa hikmat bisa jadi musibah...

Sekarang, Jerry lebih berhati-hati... Ia tahu persis caranya menghadapi setiap pribadi anak buahnya yang berbeda-beda. Ada sebagian orang yang tidak perlu di tekan... tipe anak buah semacam ini adalah mereka yang masih memiliki rasa malu untuk menerima gaji buta tanpa mencapai target yang ditentukan perusahaan. Tapi ada juga yang harus di pantau dengan ketat dan di beri sikap keras. Tipe anak buah seperti ini mungkin saja adalah orang-orang pemalas yang punya seribu satu alasan untuk membuat orang di sekelilingnya memaklumi segala kegagalannya adalah karena faktor "no luck", faktor keadaan tidak memungkinkan ataupun karena faktor pihak-pihak tertentu seolah menghambat.

MENIKAH DENGAN INTEGRITASWhere stories live. Discover now