Destiny - 22

1K 94 85
                                    

Jaebum berlari menelusuri lorong rumah sakit. Ia hanya memakai celana training serta kaus dan sweater berwarna abu. Jaebum sampai di ruangan tempat Suzy di rawat. Ia melihat Mark yang menangis di pelukan Jackson diikuti dengan Bambam. Jaebum tidak kuasa membendung air matanya melihat pemandangan yang ada di hadapannya. Ia berjalan menghampiri mereka dan berjongkok di hadapan Bambam. Anak laki-laki itu menatap Jaebum, mata beningnya penuh air mata.

"Uncle hiks~"

Jaebum hanya dapat memberi senyuman. Ia juga merasakan apa yang anak laki-laki rasakan. Bambam kemudian berhambur memeluk Jaebum. Pria itu mengusap rambut serta punggung mungil yang bergetar itu.

"Sudah jangan menangis lagi, bam"

"Halmeoni, uncle hiks"

Jaebum tidak membalas ucapan Bambam, ia terus mengelus punggung itu. Jackson yang melihat Jaebum hanya sendiri pun bertanya.

"Mana Jinyoung?" Tanyanya dengan suara serak.

Jaebum menggendong Bambam yang memeluk erat tubuhnya. Ia menatap Jackson nanar. Mulutnya kelu tidak sanggup untuk berbicara.

"D- dia tertidur karena kelelahan"

"Apa kau sudah memberitahu nya, Bum?"

Jaebum menggeleng. Ia terlalu takut untuk memberitahu Jinyoung sebab ia tidak mau terjadi sesuatu dengan Jinyoung dan baby yang ada di dalam kandungan istrinya itu. Jaebum trauma dengan kejadian tiga Minggu yang lalu. Ia tidak mau kehilangan Jinyoung dan baby nya.

"Kenapa kau tidak memberitahu nya?" Suara Jackson sedikit meninggi.

Jaebum menutup matanya kemudian mengambil nafas.

"Jackson"

Bukan menjawab Jaebum malah memanggil nama Jackson. Pria bermarga Wang itu hanya terdiam menunggu ucapan Jaebum selanjutnya.

"Bagaimana k- kalau kita menguburkan mommy sekarang juga" ucapnya bergetar.

Mata Jackson membulat mendengar ucapan Jaebum.

"Apa maksudmu, hah? Jinyoung bahkan belum tahu tentang ini dan kau ingin menguburkan bibi sekarang juga. Apa kau sudah gila, Im Jaebum?!" Bentaknya pada Jaebum.

Mark yang mendengar suara marah Jackson mengeratkan pelukannya pada Jackson. Ia menatap nanar wajah penuh amarah suaminya itu.

"Maafkan aku Jackson, aku tidak mau terjadi sesuatu pada kandungan Jinyoung jika ia mengetahuinya"

Tangan Jackson terlepas dari pelukannya pada Mark. Rahangnya mengeras, kedua tangannya terkepal.

"Apa kau bilang barusan? Apa kau pikir aku tidak merasakan hal yang sama denganmu, hah? Kau lihat istriku, ia juga sedang mengandung Jaebum"

Jaebum semakin terisak. Anak laki-laki yang sedang di gendong Jaebum melepas pelukannya pada pria itu saat merasakan punggung Jaebum bergetar.

"Kandungan Jinyoung berbeda dengan Mark. Ia terlalu lemah, Seun. Aku tidak mau kehilangan bayi ku, aku mohon padamu"

Jaebum berlutut dihadapan Jackson dan juga Mark. Pria itu menurunkan Bambam yang tidak mau lepas darinya dan malah semakin erat memeluk Jaebum. Mata Mark terbelalak melihat Jaebum yang berlutut di hadapannya. Wanita itu melepaskan pelukannya dari Jackson. Sebegitu mencintainya Jaebum pada Jinyoung.

Ia bisa merasakan jika Jaebum benar-benar tulus. Pria itu sudah berubah, benar-benar berubah tidak seperti dulu. Hatinya terenyuh, ia merasa tidak tega dan kasihan pada Jaebum. Sama halnya dengan Jaebum, Mark pun tidak ingin terjadi sesuatu pada Jinyoung.

Destiny (JJP) ✓Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα