Destiny - 30

821 85 118
                                    

Jaebum memarkirkan mobilnya di samping sebuah gedung. Setelah mendapat pesan di mana letak seseorang yang tadi menghubungi Jaebum, pria itu segera turun dari mobil kemudian berlari menyebrangi jalanan. Ia menyusuri sepanjang jalan dan melirik setiap gang yang ada di sana hingga ia menemukan sosok yang kini terduduk sambil memeluk lututnya menyembunyikan wajahnya di antara tekukan kakinya.

Jaebum segera menghampiri orang itu kemudian menepuk pelan pundaknya.

"Airin"

Airin yang mendengar suara Jaebum pun sontak menatap ke arah Jaebum dan bangkit.

Greb

Airin memeluk Jaebum kemudian gadis itu menangis terisak di dada bidang pria itu. Jaebum terdiam, tubuhnya terasa kaku namun entah mengapa hatinya merasa teriris mendengar tangisan Airin. Dengan ragu satu tangan Jaebum terangkat membalas pelukan gadis itu. Ia usap pelan punggung bergetar itu hanya untuk menenangkan.

"Jaebum hiks akhirnya kau datang, aku-- aku takut hiks" lirih Airin sesegukan.

"Kau sudah aman sekarang jangan menangis lagi. Lebih baik sekarang kita pulang, aku akan mengantarkanmu"

Airin mengangguk. "Sorry, Bum"

Airin melepaskan pelukannya dari Jaebum. Pria itu hanya membalas dengan senyuman tipis.

"Tidak apa-apa, ayo"

Tanpa sadar Jaebum menggenggam tangan Airin membuat si empunya membulatkan mata. Jantung Airin berdebar kencang, wajahnya bahkan memerah. Kemudian Jaebum menarik tangan Airin dan berjalan keluar dari gang namun sayang langkah mereka terhenti saat melihat sosok seseorang dengan segerombolan pria bertubuh tegap seperti seorang bodyguard berada di hadapan mereka.

"Kau di sini rupanya"

Jaebum memicing. "Jongin"

Kim Jongin tersenyum kemudian berjalan menghampiri Jaebum. Airin yang melihat Jongin mendekat kemudian berdiri di belakang Jaebum dan memegang erat jaket pria itu.

"Oh, hai Bum kau ada disini juga ternyata. Lama ya kita tidak bertemu, apa kabar?" Sapa Jongin basa basi.

"Aku baik" ucap Jaebum datar.

"Oh, iya apa kabar istri cantikmu itu? Apa kau masih memperlakukannya seperti dulu tidak? Kalau kau sudah tidak mau berikan padaku saja ya karena jika dia dengan diriku dia pasti akan bahagia dan aku tidak akan menyia-nyiakan gadis semanis dan secantik Jinyoung" Jongin menyeringai.

"Dan satu hal lagi..."

Jongin mendekat ke arah Jaebum dan berbisik di telinga pria itu. Jaebum hanya diam.

"Aku akan membuatnya mendesah di bawahku dan menyebut namaku setiap kali milikku menghujam lubangnya yang nikmat itu, Im Jaebum"

Tangan Jaebum terkepal, rahang tajamnya mengeras dan sorot matanya begitu tajam. Ia tidak terima jika ada yang melecehkan Jinyoung bahkan sahabatnya sendiri. Dan tanpa aba-aba Jaebum mendorong tubuh pria berkulit hitam itu *nista emang bangKai wkwk*

"Brengsek!!"

Jaebum mendaratkan satu pukulan di pipi kiri Jongin membuat pria itu jatuh tersungkur ke bawah. Pukulan Jaebum memang terkenal tidak main-main bahkan ia pernah membuat temannya dikampus pingsan hanya dengan satu pukulanya saja.

Jongin memegang sudut bibirnya yang mengeluarkan darah. Ya, sudut bibir Jongin robek dan ia mulai merasa pening di kepalanya.

"Keparat kau, Kim Jongin!! Aku pastikan tangan kotormu itu tidak akan bisa menyentuh seujung kuku pun tubuh istriku!! Sepertinya kau mencari masalah dengan seseorang yang salah, Kim Jongin" sembur Jaebum.

Destiny (JJP) ✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora