Destiny - 21

1.1K 89 114
                                    

Jaebum terdiam, matanya menerawang ke depan. Ia masih menunggu Jinyoung di depan ruang IGD. Hatinya benar-benar tidak tenang, ia takut terjadi sesuatu pada Jinyoung maupun sang jabang bayi. Jaebum tidak mau kehilangan bayinya untuk kedua kali. Sudah cukup saat dahulu dirinya menyia-nyiakan Jinyoung dan bayinya kali ini ia benar-benar ingin melihat bayinya lahir ke dunia. Ia ingin melihat bagaimana cantik dan tampannya rupa anak mereka.

Jaebum menunduk, dalam hatinya ia terus berdoa dan meminta agar Tuhan menyelamatkan istri dan anaknya. Tidak ada yang bisa ia lakukan selain menunggu keajaiban datang padanya.

"Bum, bagaimana keadaan Jinyoung?"

Seseorang berlari menghampiri Jaebum dan duduk di sampingnya kemudian menepuk bahu lebar itu. Jaebum mengangkat kepalanya kemudian ia melihat ke samping dan menemukan sang ayah duduk di sampingnya. Jaebum menatap sang ayah sendu, pria paruh baya itu merangkul tubuh putranya.

Jaebum hanya menggelengkan kepala menjawab pertanyaan sang ayah. Lidahnya kelu tidak sanggup untuk berbicara.

"Kau yang sabar, Bum. Jinyoung dan bayimu pasti baik-baik saja di dalam sana"

Mata Jaebum berkaca-kaca mendengar ucapan sang ayah. Pria bermata sipit nan tajam itu kembali menunduk. Tidak terasa air matanya menetes membasahi lantai. Punggungnya bergetar, Jaebum menangis.

"Aku takut, appa"

Sang ayah mengusap punggung Jaebum. "Appa tau"

Cklek

Suara pintu ruang IGD terbuka dan menampilkan sosok seorang dokter yang keluar dari dalam sana. Jaebum yang mendengar itu sontak berdiri begitu pula dengan sang ayah. Jaebum menghapus air matanya dan menatap dokter yang kini tengah tersenyum kepadanya.

"Dokter, bagaimana keadaan istri saya dan anak saya?" Tanyanya sedikit panik.

"Lebih baik tuan ikut bersama saya, kita bicarakan diruangan saya"

"Baik, dok"

Jaebum berjalan mengekori sang dokter dan kini mereka sudah sampai di ruangan dokter tersebut.

"Silahkan duduk, tuan" sang dokter mempersilahkan Jaebum untuk duduk di kursi yang berada di hadapannya.

"Jadi dok, bagaimana keadaan istri saya?"

"Istri dan bayi yang ada di dalam kandungan nyonya Jinyoung baik-baik saja hanya disarankan lebih baik nyonya Jinyoung jangan sampai stress dan kecapean. Jika itu terjadi kembali bisa saja nyonya Jinyoung kehilangan bayi di dalam kandungannya" tutur sang dokter.

Jaebum menghela nafas lega. Jinyoung dan bayinya baik-baik saja.

"Untuk sementara nyonya Jinyoung harus dirawat beberapa hari hingga keadaannya benar-benar pulih. Saya akan memberikan resep obat dan vitamin untuk nyonya Jinyoung"

Jaebum mengangguk. "Terima kasih, dok"

"Sama-sama, tuan"

"Saya permisi"

Jaebum membungkuk memberi salam kemudian pergi keluar dari dalam ruangan. Hatinya terasa lebih lega saat mengetahui keadaan Jinyoung dari dokter barusan. Ia pun bergegas menuju ruang rawat Jinyoung. Ia ingin melihat keadaan istrinya saat ini.

Jaebum pun akhirnya sampai di ruangan rawat Jinyoung. Ia membuka pintu dan melihat sudah ada sang ibu serta ayahnya di sana. Jaebum menghampiri Jinyoung yang masih terpejam diatas ranjang rumah sakit. Wajahnya begitu tenang namun sangat pucat membuat hati Jaebum teriris. Ia duduk di kursi di samping sang ibu.

Sang ibu merasa sedih menatap putranya yang terlihat begitu kacau. Tangan itu perlahan mengelus lembut punggung Jaebum. Wanita itu melihat sebuah kertas ditangan Jaebum yang sepertinya adalah sebuah resep obat. Mungkin itu untuk Jinyoung.

Destiny (JJP) ✓Where stories live. Discover now