Destiny - 7

1.1K 98 68
                                    

Jinyoung terbangun saat mendengar suara pintu kamarnya di ketuk kasar oleh seseorang. Jinyoung membuka mata dan mencerna suara seseorang yang berteriak memanggilnya.

Tok Tok

"JINYOUNG! BUKA PINTUNYA?"

Semenit, dua menit, tiga menit Jinyoung langsung tersadar dan bangun. Jaebum berteriak memanggilnya seperti orang kesetanan. Dan asal kalian tahu ini masih pukul lima pagi dimana orang-orang kebanyakan masih tertidur pulas. Jinyoung menggeram, merutuki pria yang masih terus mengetuk pintunya kasar.

"IM JINYOUNG!!"

Ia melirik jam yang berada di atas nakas dan melihat ternyata masih pukul lima pagi. "Aish, ini masih pagi. Apa sebenarnya maunya pria ini? Menyebalkan sekali"

Tok Tok

"IM JINYOUNG, CEPAT BUKA PINTUNYA ATAU AKU DOBRAK SEKARANG JUGA!"

Dengan kesal Jinyoung melangkah dan membuka pintu kamarnya. Ia menatap Jaebum tajam begitu pun sebaliknya Jaebum menatap Jinyoung sama tajamnya.

"Bisa kau jelaskan ini? Apa maksudmu?"

Jinyoung tersenyum miring saat melihat surat perceraian yang di kirimkan oleh pengadilan untuk Jaebum.

"Bukankah itu yang kau inginkan? Aku sudah berbaik hati memberikan mu kebebasan yang selama ini kau inginkan, bukan?" ucapnya dingin.

Jaebum menahan amarahnya pada Jinyoung. Ia meremas surat itu kemudian merobek surat itu hingga menjadi kepingan-kepingan kecil dihadapan Jinyoung. Jinyoung menatap datar surat yang sudah hancur berkeping-keping itu ke lantai.

"Itu tidak akan terjadi, kita tidak akan pernah berpisah. Aku tidak akan menandatangani surat itu meskipun pengadilan mengirimkan berpuluh-puluh lembar lagi surat sialan itu kepadaku, Jinyoung"

Jinyoung berdecak sebal pada Jaebum. Lucu sekali pria yang ada di hadapannya ini. Bukankah ini yang dia inginkan selama ini. Setelah Jinyoung dengan senang hati memberikan nya pada Jaebum, pria itu malah menolak membuat Jinyoung benar-benar semakin membenci Jaebum. Sampai kapan Jaebum mempermainkan dirinya seperti ini. Ia sudah lelah.

"Terserah kau saja, aku sudah tidak peduli lagi. Surat itu akan tetap di proses meskipun kau tidak menandatangani nya. Jangan ganggu aku lagi, aku mau tidur"

Jinyoung hendak menutup pintu kamarnya namun dengan sigap Jaebum menahannya. Sontak Jinyoung dengan sekuat tenaga berusaha menutup pintu namun sayang kekuatan nya tidak cukup untuk melawan Jaebum.

Jaebum mendorong pintu keras hingga membuat tubuh mungil Jinyoung sedikit terpental ke belakang. Untung saja keseimbangan Jinyoung baik jadi ia tidak jatuh ke belakang.

"Kita belum selesai bicara, Im Jinyoung"

Jaebum menutup pintu kamar dan menguncinya. Jinyoung yang melihat itu hendak berlari menuju pintu namun sayang Jaebum berhasil menangkap tubuh mungil itu.

"Lepaskan aku!"

Jinyoung meronta dan berusaha mendorong tubuh Jaebum. Jaebum yang kehabisan kesabaran kemudian mendorong tubuh Jinyoung sedikit kasar.

"Kenapa kau berubah jadi seperti ini, Jinyoung? Kenapa kau kasar sekali pada suamimu sendiri? Apa ini semua karena pria brengsek itu? Kau bahkan jadi suka membohongiku, Jinyoung" tuduh Jaebum.

Jinyoung menatap Jaebum tajam, tangannya terkepal mendengar ucapan Jaebum barusan. Kenapa Jaebum jadi menyalahkan pria sebaik Junho padahal dirinya lah sendiri yang membawa masalah itu ke dalam rumah tangga mereka. Jaebum yang jelas-jelas membohongi dirinya selama ini. Berpura-pura setia padahal di belakang ia bermain api dengan Seulgi.

Destiny (JJP) ✓Where stories live. Discover now