Destiny - 31

975 96 124
                                    

Sinar mentari mulai menyinari kota Seoul yang basah karena air hujan yang baru saja berhenti dan sinar itu mulai memasuki kamar rawat dimana Jaebum kini tengah tertidur sambil memeluk posesif tubuh Jinyoung. Hingga sang pria terbangun dari tidurnya, mengerjap pelan dan mata sipitnya melihat pemandangan indah di hadapannya kini. Jaebum sedikit bergeser ke belakang guna melihat wajah Jinyoung yang sedari tadi terbenam di dada bidangnya. Diusapnya sayang wajah manis sang istri dan tidak lupa menekan pipi Jinyoung yang chubby.

Jaebum terkekeh, entah mengapa hatinya merasa hangat saat melihat wajah sang istri dari dekat seperti ini. Semakin hari Jaebum merasa jika Jinyoung semakin cantik, auranya juga berbeda mungkin karena Jinyoung sedang mengandung tapi meskipun tidak mengandung Jinyoungnya tetap cantik dan manis.

Jaebum usap lembut pipi Jinyoung dengan jarinya hingga suara pintu membuat pergerakannya terhenti.

Cklek

"Selamat pagi tuan saya--"

"Ssttt"

Seorang suster masuk ke dalam membawa sebuah nampan berisi makanan untuk Jaebum namun ucapannya terhenti oleh Jaebum. Pria itu menyimpan jati telunjuk nya di depan bibirnya tanda agar sang suster jangan berbicara lagi. Ia tidak mau menganggu tidur Jinyoung karena ia tahu jika semalaman Jinyoung menunggu dirinya sadar dan juga istrinya itu terus menangis.

"Saya simpan disini makanannya, tuan" tuturnya dengan suara agak berbisik.

"Terima kasih" Jaebum mengangguk dan menjawab dengar isyarat mulutnya.

"Sama-sama, kalau begitu saya permisi"

Jaebum mengangguk. Kemudian sang suster membungkuk undur diri dan keluar dengan perlahan dari ruangan Jaebum. Namun baru beberapa detik sang suster keluar Jinyoung terbangun dan membuka matanya perlahan. Jaebum yang melihat itu kemudian tersenyum.

"Good morning, sayang"

Dengan mata yang terasa berat Jinyoung berusaha membuka dengan lebar matanya membuat Jaebum yang melihatnya terkekeh.

"Sayang, jangan dipaksa matamu sembab"

"Morning too, oppa. Omo.. benarkah?" Tanya Jinyoung dengan suara serak khas bangun tidur

Jaebum mengangguk. "Benar, sayang"

Jinyoung hendak bangun namun pergerakannya ditahan oleh Jaebum.

"Kau mau kemana?"

"Aku mau ke kamar mandi, ingin berkaca melihat mataku, oppa" jawabnya polos. Jinyoung mengerjap lucu membuat Jaebum gemas dengan istrinya itu.

"Sayang, bagaimana pun dirimu kau tetap yang paling cantik dan aku tetap mencintaimu"

Pipi Jinyoung merona mendengar ucapan Jaebum. Jantungnya berdebar kencang seperti hendak keluar dari dalam tubuhnya saat ini.

"Ish, gombal~" Jinyoung memukul pelan dada Jaebum.

Jaebum terkekeh kemudian mengecup gemas bibir plum milik Jinyoung.

"Aku tidak gombal, sayang. Aku sungguh-sungguh. Lihatlah pipi mu merah seperti tomat, sayang. Ughh, menggemaskan mommy nya baby ku ini~" Jaebum mencubit gemas pipi Jinyoung membuat sang empunya mengerang kesakitan.

"Oppa, sakit~" Jinyoung mengerucutkan bibirnya lucu.

Jaebum terkekeh. "Iya iya sayang, jangan cemberut seperti itu dong aku jadi tidak tahan nih ingin menciummu"

"Kau sedang sakit masih saja ya memikirkan ciuman, oppa" Jinyoung mencubit perut Jaebum.

"Akh.. iya iya ampun sakit sayang ishh" ringis Jaebum.

Destiny (JJP) ✓Onde as histórias ganham vida. Descobre agora