Destiny - 20

1K 98 86
                                    

Jinyoung tengah tersenyum memandangi bunga-bunga yang sedang ia siram. Bangun tidur Jinyoung langsung bergegas mandi dan pergi ke belakang untuk menyiram bunga. Bahkan ia mengabaikan Jaebum yang tengah memasak di dapur. Entah mengapa moodnya sangat baik hari ini, tubuhnya pun terasa segar.

Jinyoung mengusap perutnya ke atas lalu ke bawah.

"Indah kan bunganya, baby. Mommy suka sekali bunga mawar yang itu. Kalau baby suka yang mana?" Celotehnya pada sang jabang bayi di dalam perutnya.

Seperti bisa mendengar suara sang jabang bayi Jinyoung tersenyum kemudian mengangguk.

"Ah... Iya iya, jadi baby juga suka bunga yang sama dengan mommy ya. Baiklah, sekarang kita siram dia agar ia tetap hidup" soraknya.

Jinyoung menyirami bunga itu sembari bersenandung. Terkadang ia memajukan bibirnya lalu tersenyum membuat seseorang yang tidak Jinyoung ketahui tengah memperhatikannya.

Jaebum tersenyum melihat pemandangan yang indah di pagi hari. Bukan bunganya, melainkan wanita cantik dengan tubuh mungil yang kini sedikit berisi, menggunakan dress selutut berwarna putih dan jangan lupakan rambut panjangnya yang tergerai hingga sebatas pinggul membuat jantung Jaebum berdebar. Entah mengapa timbul ide jahil di kepala Jaebum. Mulai saat ini hobbynya adalah membuat Jinyoung merengek dan merajuk karena kejahilannya.

Bagi Jaebum wajah menggemaskan Jinyoung ketika kesal adalah hal yang ia sukai mulai sekarang. Pria itu berjalan mengendap-endap dan Jinyoung tidak menyadari itu. Jaebum berdiri di belakang Jinyoung kemudian menyentuh telinga Jinyoung lalu setelah itu berjongkok di bawah.

Jinyoung yang merasa ada yang menyentuh telinga nya berhenti menyiram kemudian berbalik ke belakang namun tidak menemukan siapa pun. Jinyoung celingukan melirik ke kiri dan ke kanan namun ia juga tidak menemukan siapapun.

"Loh tadi perasaan ada yang menyentuh telingaku, tapi kok gak ada siapa-siapa ya?" Gumam Jinyoung heran.

Saat Jinyoung hendak maju, ia merasakan ada sesuatu di bawahnya kemudian ia menatap ke bawah dan menemukan seseorang yang tengah berjongkok.

"Boo!"

Jaebum tersenyum kemudian mengagetkan Jinyoung. Jinyoung yang kaget sontak meloncat dan mundur ke belakang. Ia kehilangan keseimbangan dan hampir terjatuh namun dengan sigap Jaebum memeluk pinggang Jinyoung. Jinyoung yang kaget hanya memegang dadanya dan merasakan jantungnya berdebar.

"Aish, oppa! Kau ini.."

Jinyoung menatap tajam Jaebum, bibirnya mengerucut lucu kemudian memukul keras dada Jaebum. Pria yang di pukul itu memekik kesakitan dan tertawa terbahak-bahak melihat reaksi Jinyoung.

"Ughh, sakit sayang~" rengek Jaebum.

"Aku tidak peduli suruh siapa iseng. Minggir, lepasin ih!"

Jinyoung meronta namun Jaebum menarik Jinyoung hingga kini tubuh mereka menempel tidak ada jarak lagi.

"Mau kemana, hm? Uhh.. kiyeowo sekali istriku ini kalau sedang marah bikin aku gemas ingin mencium bibir plum itu" Jaebum memajukan wajah nya dan hendak mencium Jinyoung namun Jinyoung memalingkan wajahnya lalu menjauhkannya dari pria itu.

"Jangan cium-cium ih!" Jinyoung melotot. Jaebum menyeringai, ia semakin gemas dengan Jinyoung.

"Uhh, aku takut~ tapi aku ingin mencium mu, bagaimana?"

Jinyoung menatap Jaebum tajam. Wanita itu benar-benar kesal dengan tingkah laku Jaebum. Saat Jaebum hendak menciumnya, tangan Jinyoung terangkat membentuk tanda seru diantara mereka.

"Oppa!" Jinyoung memperingati.

Jaebum yang memang pada dasarnya suka malah hendak menggigit tangan Jinyoung namun wanita itu dengan sigap menurunkan tangannya.

Destiny (JJP) ✓Место, где живут истории. Откройте их для себя