Destiny - 13

1.1K 87 70
                                    

Jinyoung menggunakan bathrobe keluar dari dalam kamar mandi. Ia kemudian mengambil dalaman serta sebuah dress polos berwarna merah muda. Jinyoung baru saja mandi untuk kedua kalinya karena tadi pagi Jaebum dan dirinya kembali bercinta. Jinyoung baru mengetahui jika Jaebum begitu luar biasa di atas ranjang. Bahkan pria itu seperti tidak ada puasnya dan selalu ingin memasuki Jinyoung. Holenya bahkan terasa perih saat ini karena Jaebum menghujamnya tidak tanggung-tanggung bahkan sampai berkali-kali dan sudah hampir puluhan cairan milik Jaebum yang masuk ke dalam rahimnya.

Setelah selesai memakai pakaian Jinyoung berjalan sedikit tertatih dan duduk di depan meja rias. Ia mengambil sebuah kotak dan mengambil satu butir pil dari dalam sana kemudian meminumnya. Jinyoung sudah tidak ingin mengandung anak dari Jaebum lagi pula sebentar lagi juga dia dan Jaebum akan segera bercerai. Ia sudah tidak sabar untuk hidup tenang tanpa adanya rasa sakit yang selalu Jaebum berikan padanya. Jinyoung sudah lelah dan menyerah untuk mencintai Jaebum.

Jinyoung menyisir rambutnya kemudian memakai make up natural dengan lipstik berwarna soft yang ia oleskan di bibir plum miliknya yang terlihat masih bengkak. Jinyoung mengusap bibirnya itu kemudian menggelengkan kepala.

"Kenapa kau selalu lemah setiap dia menyentuhmu, Jinyoung?" Jinyoung berbicara pada pantulan dirinya di cermin.

"Kali ini kau harus kuat, kau harus menolaknya. Semangat, Park Jinyoung kau pasti bisa" ucapnya menyemangati diri sendiri.

Tekad Jinyoung sudah bulat, ia ingin berpisah dengan Jaebum. Jinyoung seketika teringat dengan gugatan yang ia layangkan untuk Jaebum dan ia penasaran akan perkembangannya. Jinyoung kemudian berjalan mengambil laptop yang ada di dalam tasnya lalu berjalan dan duduk di atas ranjang.

Wanita itu kemudian membuka email dan menerima banyak pesan termasuk dari sang pengacara, Kim Seok Jin. Karena penasaran Jinyoung langsung membuka pesan yang dikirim pengacaranya tersebut.

'Selamat malam, nyonya Jinyoung.
Saya ingin meminta maaf yang sebesar besarnya pada nyonya bahwa saya sudah tidak bisa menangani perceraian nyonya lagi. Saya juga memutuskan untuk mundur dan berhenti menjadi pengacara keluarga Park.

Saya harap nyonya dapat memakluminya.
Terima kasih karena selama ini keluarga nyonya sudah banyak membantu saya. Saya berjanji suatu saat akan membalas kebaikan kalian.

Kim Seok Jin.'

Mata Jinyoung membulat membaca pesan tersebut. Ia tidak percaya jika sang pengacara yang selama ini mengabdi pada keluarga nya mengundurkan diri. Jinyoung tidak tau ada apa dengan pengacaranya ini hingga mengundurkan diri. Dengan segera Jinyoung mengambil ponsel pemberian Jaebum yang tidak ia gunakan setelah itu ia memencet angka-angka yang sepertinya adalah nomer dari sang pengacara.

Jinyoung menunggu beberapa detik hingga panggilannya diangkat oleh seseorang di seberang sana.

"Yeoboseyo"

"Halo pengacara kim ini aku, Park Jinyoung"

Tidak ada suara diseberang sana hanya hening yang menyapa pendengaran Jinyoung namun panggilan tersebut tidak di matikan oleh Seok Jin.

"Pengacara Kim bisakah kita bertemu di cafe star sekarang juga? Ada yang ingin aku bicarakan denganmu? Ini penting" pinta Jinyoung.

"M- maafkan saya nyonya tapi--"

"Jika kau ingin membalas budi datanglah ke cafe star. Aku tunggu disana"

Tut..

Jinyoung memutuskan sambungannya secara sepihak kemudian menutup laptopnya dan menyimpannya diatas nakas. Jinyoung mengambil cardingan berwarna biru tua dan juga memasukkan ponselnya ke dalam tas. Namun sebelum berangkat ia mengetik pesan untuk seseorang.

Destiny (JJP) ✓Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon