Destiny - 15

1K 102 100
                                    

Jinyoung membuka pintu belakang rumah ibunya dan menemukan sosok anak kecil laki-laki yang ada di hadapannya sedang memakan coklat dan kini menatapnya. Jinyoung kaget namun beberapa detik kemudian ia berhambur memeluk anak laki-laki itu dan menggendongnya.

"Aunty"

Anak laki-laki itu mengalungkan tangannya ke leher Jinyoung dan memeluk tubuh Jinyoung erat.

"Omo.. Bamie, aunty merindukanmu"

"Bam, juga merindukan aunty"

Jinyoung terkekeh lalu mencium pucuk kepala Bambam. Bibirnya maju ke depan saat melihat Bambam mengunyah coklat.

"Omo... Belepotannya mulut mungil keponakan aunty. Apa coklatnya enak?" Bambam tersenyum kemudian mengangguk.

Jinyoung yang gemas mencubit hidung Bambam. "Ah, kiyeowo~"

"Jinyoung"

"Mark eonnie"

Mark berjalan mendekati Jinyoung dan juga Bambam. Matanya membulat saat melihat wajah putranya yang belepotan coklat lebih tepatnya di bagian bibir dan juga pipi. Sementara itu, Suzy hanya memperhatikan mereka dari kejauhan dan memilih menyelesaikan pekerjaannya membersihkan halaman belakang.

"Ya ampun Bam, belepotan sekali mulutmu" Mark mengambil tisu basah yang ada di atas meja kecil kemudian mengelap mulut Bambam.

Jinyoung terkekeh melihat wajah menggemaskan Bambam yang kini meronta di dalam gendongannya dan memalingkan wajah ke kiri juga ke kanan karena tidak ingin di bersihkan oleh ibunya.

"Bambam, diam sebentar biar mommy bersihkan dulu"

"Tidak mau~ Aku ingin aunty yang membersihkannya, bukan mommy" rengeknya.

Jinyoung merasa kewalahan pun sedikit mundur ke belakang karena kekuatan Bambam di gendongannya.

"Sayang, itu kan sama saja. Bambam diam ya, kalau Bambam jadi anak yang penurut dan mau diam nanti aunty ajak Bambam bermain di kamar aunty. Bagaimana?" Bujuk Jinyoung.

Bambam langsung diam dan menatap Jinyoung sambil tersenyum.

"Benarkah aunty?" Matanya berbinar.

Jinyoung mengangguk. "Benar, sayang"

Bambam pun diam membiarkan ibunya membersihkan mulut dan wajahnya.

"Nah selesai. Sekarang Bambam boleh main lagi"

"Aunty, ayo kita main~" rengeknya manja. Jinyoung tersenyum kemudian mengangguk.

"Ayo, kita ke kamar aunty"

"Jie, bagaimana kabarmu? Kapan kau datang?" Tanya Mark.

"Kabarku baik, eonnie. Aku baru saja datang" balasnya sambil tersenyum.

Mark tahu Jinyoung sedang berbohong padanya. Bahkan wajahnya pun seakan memberikan jawaban yang sesungguhnya. Mark tidak ingin membuat Jinyoung sedih dan memutuskan untuk tidak mengungkit masalah yang sedang dihadapi sepupunya itu.

"Ya sudah kau istirahat saja di dalam dan ajak Bambam bermain sementara eonnie kembali membantu bibi membersihkan halaman" titahnya.

"Benar? Kau jangan sampai kelelahan, eonnie. Usia kehamilanmu yang masih muda itu sangat rawan"

Mark mengangguk kemudian mengelus lembut lengan Jinyoung.

"Iya kau tenang saja tidak perlu khawatir, Jie. Kau lama-kelamaan mirip sekali dengan Jackson. Sama-sama cerewet dan itu memusingkan" Jinyoung cemberut memajukan bibirnya ke depan membuat Mark gemas dengan tingkah laku Jinyoung yang seperti anak kecil.

Destiny (JJP) ✓Where stories live. Discover now