Destiny - 24

810 78 23
                                    

"Junho oppa"

Tubuh Jinyoung jatuh terhuyung ke samping membuat Junho refleks memeluk Jinyoung yang kini tak sadarkan diri. Pria itu kaget saat melihat ternyata Jinyoung yang memencet bel rumahnya. Junho memukul pelan pipi Jinyoung.

"Jinyoung, Jinyoung bangun"

Junho melihat taksi yang membawa Jinyoung kemari masih berada di depan rumahnya. Pria itu pun memanggil Airin yang kebetulan ada di rumahnya.

"Airin-ah!"

Tidak lama suara derap langkah kaki menghampiri Junho. Airin sampai di ambang pintu dan terkejut menemukan sosok wanita yang pernah ia lihat, tidak ia tahu siapa wanita itu.

"Airin, sepertinya Jinyoung belum membayar taksinya. Tolong kau bayarkan, aku akan membawanya masuk ke dalam" Airin mengangguk.

Junho pun menggendong Jinyoung dan membawa tubuh berisi itu masuk ke dalam. Ia rebahkan tubuh Jinyoung di atas tempat tidurnya. Yang pertama Junho lakukan adalah mengecek denyut nadinya dan ternyata sangat lemah. Setelah itu Junho mengambil ponselnya dan memencet nomor seseorang.

Tuttt...

"Yeoboseyo Wooyoung-ah, bisakah kau datang kerumah ku sekarang? Jinyoung ada di rumahku, dia pingsan"

*****

Wooyoung sahabat Junho sejak duduk di bangku sekolah menengah atas sekaligus kakak tingkat Jinyoung dan juga seorang dokter di salah satu rumah sakit terbesar di Korea telah selesai memeriksa Jinyoung. Pria itu pun tak luput memeriksa selang infus yang menempel ditangan Jinyoung. Junho dengan setia duduk di samping Jinyoung dan memperhatikan yang di lakukan Wooyoung saat ini.

"Jadi bagaimana keadaan Jinyoung?"

Wooyoung melepas kaca matanya kemudian memasukannya ke dalam saku kemeja.

"Kau tenang, semuanya baik-baik saja hanya aku menyarankan untuk menjauhkan hal-hal yang bisa membuat Jinyoung stress dan tertekan karena akan sangat berbahaya sekali bagi kandungannya?" Tutur Wooyoung.

Mata Junho membulat. "K- kandungan, jadi maksudmu.."

"Iya, Jinyoung sedang mengandung saat ini dan umur kandungannya memasuki 12 Minggu atau sudah menginjak 3 bulan. Pada masa ini kandungan masih sangat rawan untuk mengalami keguguran jika sang ibu atau bayi yang ada di dalam kandungannya terguncang secara fisik maupun psikis. Namun yang aku lihat, kandungan Jinyoung cukup kuat hanya mungkin ia butuh istirahat dan banyak minum vitamin saja"

Junho menghela nafas. Rasanya lega mendengar bahwa keadaan Jinyoung baik-baik saja. Masalah kehamilan Junho akan menanyakannya nanti pada Jinyoung.

"Dan ini aku sudah membuatkan resep obat serta vitamin untuk Jinyoung. Ada juga susu yang harus Jinyoung minum agar kandungannya kuat dan bayi yang ada di dalamnya sehat"

Wooyoung memberikan secarik kertas kemudian Junho mengambil kertas tersebut.

Junho mengangguk. "Baiklah, terima kasih Wooyoung-ah"

Pria itu menepuk pundak Junho.

"Sama-sama. Untuk sementara Jinyoung diinfus dulu, mungkin setelah ia sadar kau bisa melepaskan infusan itu jika ia memintanya. Saran ku kau beritahu suaminya agar ia tidak khawatir, Junho-ah"

"Ne, aku pasti akan memberitahukannya"

"Ya sudah kalau begitu aku permisi"

"Biar aku antar"

Junho dan Wooyoung pun berjalan keluar kamarnya kemudian mengantarkan Wooyoung sampai ke depan rumah. Setelah mobil Wooyoung tidak terlihat lagi, Junho pun masuk ke dalam. Derap langkah kaki nya terhenti saat ia melihat Airin tengah memperhatikan Jinyoung.

Destiny (JJP) ✓Où les histoires vivent. Découvrez maintenant