Destiny - 32

1K 98 100
                                    

Jinyoung duduk di kursi taman rumah sakit sambil memperhatikan ke arah sekitar dimana taman hari ini begitu ramai. Terlihat banyak anak-anak yang sedang bermain disana karena memang rumah sakit terbesar di Korea ini menyediakan tempat bermain khusus anak-anak yang datang menjenguk kerabat mereka. Si manis itu tersenyum kemudian mengusap perutnya yang mulai membuncit.

"Baby, kau tumbuh yang sehat ya. Mommy sudah tidak sabar ingin melihat mu bermain dan berlarian di taman seperti mereka sayang" ucapnya pada sang jabang bayi.

Jinyoung tersenyum cerah, sungguh ia sudah tidak sabar menantikan kehadiran buah hatinya itu. Apalagi setelah melihat anak-anak yang sedang bermain jiwa keibuannya muncul. Ia masih menatap anak-anak itu bermain hingga sebuah suara mengalihkan atensinya.

"Maaf membuatmu menunggu lama, Jinyoung-ah"

Jinyoung menoleh ke samping melihat Airin yang duduk disampingnya sedang memegang dua buah cup minuman.

"Ini" Airin memberikan satu cup minuman pada Jinyoung.

"Tidak apa-apa, Airin-ah. Ini apa?"

"Oh, ini ice americano aku dengar dari Jaebum kau menyukai ini, benar?"

Jinyoung mengambil minuman yang ada di tangan Airin.

"Ah iya, terima kasih"

"Ne, Jinyoung-ah"

Sebelum Jinyoung meminum itu, wanita itu memperhatikan kemasan dari minuman tersebut. Ia tilik secara detail hingga wanita itu membolak balikan cup tersebut. Airin yang melihat Jinyoung tersebut kemudian tersenyum.

"Tenang saja minuman itu aman kok aku tidak memasukan sianida ke dalamnya kau tidak perlu khawatir, Jinyoung-ah. Aku tidak sejahat itu" Airin terkekeh.

Jinyoung yang merasa tidak enak pun berhenti memandangi minumannya.

"B- bukan seperti itu kau jangan salah paham, Airin-ah. Aku hanya aneh saja dengan cupnya" tutur Jinyoung.

Airin mengernyit. "Aneh kenapa?"

"Aku sering membeli minuman ini dan cup nya selalu polos tapi sekarang di cupnya terdapat gambar-gambar lucu seperti ini" tunjuk Jinyoung pada sebuah gambar beruang kecil.

"Ah, aku pikir apa tadi"

Jinyoung tersenyum. "Aku minum ya"

Airin mengangguk mengiyakan ucapan Jinyoung. Jinyoung pun menyesapnya perlahan.

"Jinyoung, ada yang mau aku bicarakan padamu"

Jinyoung berhenti menyesap ice americano nya dan menyimpan minuman itu di sampingnya.

"Bicara apa?"

Airin tersenyum menatap Jinyoung yang kini tengah menatapnya juga.

"Sebelum itu aku mau meminta maaf padamu, Jinyoung-ah"

Jinyoung mengernyit. "Minta maaf untuk?"

"Aku mau meminta maaf karena sudah melukai suami mu meskipun secara tidak langsung karena akulah Jaebum terluka"

"Ah itu, jangan meminta maaf lagi aku tidak marah karena ini semua sudah takdir dari Tuhan. Mungkin nasib oppa sedang kurang beruntung saat itu"

"Ada satu lagi"

Jinyoung terdiam menunggu Airin melanjutkan ucapannya. Tatapan Airin menyendu, matanya berkaca-kaca.

"Aku ingin jujur padamu, Jinyoung. Aku... Aku minta maaf, aku mencintai suamimu Jinyoung. Maafkan aku seharusnya perasaan itu tidak muncul, seharusnya aku tahu sejak dulu bahwa Jaebum tidak akan pernah bisa aku gapai. Sekali lagi aku minta maaf padamu karena sampai detik ini aku masih mencintai Jaebum. Tapi setelah melihat ketulusan cinta Jaebum padamu, bagaimana kerasnya ia berjuang untukmu akhirnya aku sadar jika Jaebum tercipta bukan untukku" ucapnya lirih.

Destiny (JJP) ✓Where stories live. Discover now