Saat Sehun ingin kembali mengarahkan kepalan tangannya ke wajah Jaehun, satu tangan tiba-tiba menghentikan gerakannya.

"Apa yang kalian lakukan!? Acara belum selesai kalian malah asik baku hantam!" Mark menarik kuat lengan dua kakak beradik itu.

Jaehun dan Sehun berusaha melepaskan tarikan tangan Mark hingga mereka bertiga berdiri di depan pintu kamar.

Mark menoleh ke arah adiknya yang terlihat kaget melihat pemandangan di depannya.

"Masuk lah, kau jaga Yunra jangan sampai gadis itu terbangun karena ulah manusia brutal di depanku ini" Ucap Mark yang langsung di angguki oleh Minha.

Setelah Minha masuk ke dalam kamar dan menutup rapat pintu kamar. Pandangan Mark beralih ke arah Sehun yang tengah melempar tatapan tajam ke arah kakaknya, Sedangkan orang yang di tatap malah asik menyenderkan punggungnya di dinding hotel.

"Apa yang terjadi?" Tanya Mark pada Jaehun.

Mark berdiri tepat di depan Sehun, pria itu berjaga-jaga jika Sehun yang berdiri belakangnya mengamuk lagi.

"Aku hanya membantu adik iparku yang  mabuk" Sahut Jaehun seadanya.

"Lalu kenapa kau melepas jas dan kemejamu!?" Bukan Mark yang bertanya,tapi Sehun.

"Tadi istrimu yang melepaskannya" Jaehun melempar tatapan mengejek ke arah adiknya yang kini semakin tersulut emosi.

"Kenapa kau terlihat sangat marah? Bukannya gadis itu bukan siapa-siapa bagimu?" Lanjut Jaehun tanpa mengalihkan pandangannya dari  Sehun.

"Dia ISTRIKU!" Teriak Sehun.

Jaehan tertawa mengejek. "Istrimu kau bilang? Bukannya dia gadis bayaran yang kau paksa untuk menikah deng~~"

"Tutup mulutmu,Sialan!"

Tubuh Mark terhayung ke samping saat Sehun mendorongnya, dan kini Sehun mencengkram leher kakaknya.

Jaehun yang di perlakukan seperti itu oleh adiknya tak dapat menahan emosinya, pria itu menendang keras perut Sehun hingga adiknya itu mundur beberapa langkah.

"Jauhkan tangan menjijikanmu itu dariku!"

Mark yang melihat dua saudara yang akan kembali terlibat baku hantam itu langsung bergerak cepat menahan gerakan mereka.

Mark berdiri tepat di tengah-tengah Sehun dan Jaehun, tangan Mark bergerak mencengkram leher Sehun dengan tangan kirinya dan tangan kanannya Mencengkram leher Jaehun. Mark mengarahkan tubuh kedua pria itu ke arah dinding hotel.

Nafas Mark memburu dengan kedua tangan yang semakin kencang mencekik leher kedua pria yang ada di sisi kanan dan kiri tubuhnya.

"Bicaralah baik-baik! Kenapa kalian selalu merepotkan orang lain!?" Mark semakin mengencangkan cengkeramannya saat tangan Sehun dan Jaehun berusaha melepaskan tanganya dari leher mereka masing-masing.

"Berpikirlah dengan otak pintar kalian, di bawah tengah berlangsung acara besar dan itu adalah acara pernikahanmu bodoh!" Mark menoleh ke arah Sehun. "Bersyukurlah hotel ini di kosongkan karena hotel ini milik Appa kalian!" Mark melirik bergantian dua pria yang hampir ke habisan nafas karena cengkraman kedua tangannya.

"Berhenti saling memberi pukulan dan mengumpat satu sama lain! Cepat selesaikan masalah kalian berdua, aku tidak selalu ada di saat situasi seperti ini" Mark melepas cengkraman tangannya di leher Sehun dan Jaehun.

Kedua pria itu langsung terduduk sambil menghirup oksigen sebanyak-banyaknya.

"Sebaiknya kalian jangan turun, aku akan berbohong lagi pada Eomma kalian dan banyak orang untuk menutupi kebodohan kalian malam ini!" Mark membenarkan letak jas yang ia gunakan, lalu pria itu melangkah menjauh dari Sehun dan Jaehun yang masih diam di tempat mereka.


_______


"Kemana dua anak itu!?"

Chanhee sejak tadi berputar-putar mencari keberadaan anak dan menantunya, sudah setengah jam pesta dansa di mulai tapi pasangan itu belum menunjukan batang hidungnya.

"Jaehan,Senna" Panggil Chanhee saat melihat anak dan menantu sulungnya tengah berdansa bersama para tamu.

Jaehan menghentikan gerakannya, di ikuti Senna yang melepas pelukan tangannya di leher sang suami.

"Ada apa,Eomma?" Tanya Senna.

"Apa kalian melihat Sehun dan Yunra?"

"Mereka sudah kembali ke kamar"

Chanhee, Jaehan dan Senna menoleh ke asal suara. "Kembali ke kamar?" Heran Chanhee.

Mark mengangguk. "Tadi sebelum pesta dansa di mulai, kami" Mark menatap Jaehan dan Senna bergantian. "Sehun, Yunra, Minha dan Jaehun meminum beberapa gelas anggur, dan karena itu Yunra yang mungkin baru pertama kali minum menjadi mabuk dan menantu eomma itu pingsan karena terlalu lelah memuntahkan isi perutnya" Jelas Mark panjang lebar.

"Pingsan!?" Panik Chanhee.

Saat wanita paruh baya itu akan beranjak, Jaehan langsung menahan gerakan ibunya. "Eomma akan kemana?"

"Tentu melihat keadaan menantuku" Tersirat kekhawatiran di nada suara Chanhee.

"Tidak usah, Eomma" Sahut Mark. "Yunra sudah tidur dan ada Sehun yang menjaganya, biarkan mereka berdua istirahat" Sambung Mark.

"Benar apa yang Mark katakan, Eomma bisa melihat mereka besok pagi. Dan untuk pesta dansa ini juga sudah akan berakhir,jadi tidak masalah jika Sehun dan Yunra melewatkannya" Ucap Jaehun.

Chanhee mengela nafas pelan lalu menganggukan kepalanya. "Baiklah" Pandangan wanita paruh baya itu kini beralih ke arah Senna. "Sayang,temani Eomma" Pinta Nyonya Oh pada Senna.

Senna tersenyum dan mengangguk patuh pada ibu mertuanya, lalu kedua wanita itu melangkah menjauh dari Jaehan dan Mark.

"Minha dan Jaehun dimana?" Tanya Jaehan pada Mark.

"Minha membantu Yunra mengganti bajunya dan Jaehun tadi mendapat telfon karena mendapat penerbangan mendadak malam ini" Sahut Mark.

Jaehan mengangguk paham. "Aku akan melihat Jaena dulu" Ucap Jaehan yang di angguki Mark.

"Berbohong seperti ini sangat menguras pikiran dan tenaga" Gumam Mark dengan pandangan yang fokus ke arah punggung Jaehan yang mulai hilang di tengah keramaian para tamu.







Mau lanjut lagi gak nih?...........

Gmna pendapat kalian untuk part ini?:v coment di bawah yaaa:v
Maaf masih bnyak kata yang kurang tepat dan ketikan yang salah:(

VOTE AND COMENT💋
-ingga.

GIVE ME LOVE  (OSH)Where stories live. Discover now