Di Belakang Kepalamu

18 1 0
                                    

Di belakang kepalamu ada lapangan hijau dengan pohon-pohon kecil yang meredupkan seusai kita membunuh dendam.

Ayuh kita ke sini. Nafas membentuk sebuah gelora yang membangun rasa ingin tahu. Nafas menyusun langkah kecil menuju sana. Aku membaca nafas itu dengan gementar. Aku merasakan hidup dan mati di hembusan nafas yang satu. Ia menghembus bahasa rindu.

Semalam ada kenangan yang aku sengaja bakar dalam genggaman.

Hari ini ia menjadi abu yang pernah aku kenali.

Sesaat itu menjadi abadi.

Di belakang kepalamu ada lapangan hijau.

Di sana kita meredupkan nafas bersama.

Bising Langit BiruWhere stories live. Discover now