hilang tidaklah hilang seperti yang kau sangka
kau sering menemukan ia ke mana kau pergi
semalam kau menemukan seberkas dendam
di pandangan mata tua yang menyapa engkau dari mana
kelmarin kau terlihat debu air mata saat kau mendengar cermin
bercerita tentang perihal keadaanmu sekali pandang
bukan salah kita kerana jadi begini
simpan jarimu
karam hasratmu
duduk di situ
tanpa ragu tanpa silu
temukan damai
dalam rumahmu
yang kau sering bawa seiring langkah
mindamu menjajah
jiwa menadah sepi
kau terduduk rapi
menghitung kata
menghimpun duka
lalu kau simpulkan
menjadi lagu siulan raja
yang sering kau akur tanpa makna
tunduk semberono tergadai nyawa