Kita saling menghukum tentang dosa masing-masing
agar tidak terasa sepi mengunyah manis dosa.
Saling menghambur kata menghapus rasa
gementar palsu sebelum pertemuan abadi.
Kita adalah biasan dosa di sepasang mata
yang dikurung waktu menuju alamat abadi.
Saling melihat dengan takut
di balik senyuman.
Kita satu.