Antara Kita

23 1 0
                                    

Butir angin lalu perlahan di sela bibirmu. Aku terpegun. Kau terlamun. Kita mencari-cari erti pandang mata ini. Kita mengapai-gapai rindu sekali lagi.

Renyai merayakan doa rahsia yang kita titip seusai sujud. Langit melukiskan rahmatnya. Kau menyebut ini sebuah petanda. Aku membaca ini sebuah takdir.

Kita yang pernah sekali tertinggal dalam perjalanan. Dalam kabut. Dalam kelam. Dengan separuh jiwa yang merapuh. Kita bertemu di persinggahan itu.

Cinta seperti bisa mengalir lagi. Menuju sesuatu hanya Tuhan yang tahu. Ada ruang tandus yang perlu jernihkan. Ada api-api yang perlu dipadamkan. Ada pohon-pohon yang kehausan. Ada hutang yang perlu dilunaskan.

Aman terasa merdu seketika. Telapak kaki telanjang mengetuk negeri tanah dalam gema sepi. Aku melihatmu. Kau tersenyum. Kita tidak punya apa-apa malam ini. Hanya mata menjadi saksi. Hanya Tuhan saling mengerti. 

Bising Langit BiruWhere stories live. Discover now