damai terpanah tepat
ke hujung bibirmu
kau tersenyum
melahir duka dari pandang mata
(kita melihat senja, sayang)
sambil itu kita menghitung
burung-burung
kepul awan halus
jutaan siluet ungu
lalu kita karang menjadi
sekeping kenangan
untuk di baca hari tua
(usah kau takut, sayang)
kita saling membaca gerak bibir
yang diucap perlahan-lahan
seiring bahasa langit
yang sering kita syukurkan
(kita melihat senja, sayang)
ternyata panahan damai
datang pada hal sederhana
dalam kepingan senja
yang terlalu kuat
mencintaimu – seluruh kerajaan langit menangisimu
utuh menanti besok
tanpa sesal harinya