cahaya pagi jatuh tepat
masuk ke kamarku
ia membawa utusan rindu
yang dulu sering kali berkunjung
dengan setangkai puisi dan senyum
dulu
wajahmu ku lihat di kelip mata
sekarang
ia menjadi potret di pejam mata
merunut jiwa rimba yang melayarkan
alunan angin yang menyiulkan
bahasa itu
dulu
hangatmu ku peluk saat pagi
sekarang
hangatmu melebar
menjadi puisi
menjadi rindu
menjadi satu
menjadi biru
engkau dan aku
di layar itu
cahaya pagi jatuh tepat
masuk ke kamarku;
menghitung cahaya di sisiku